Pelni tetap utamakan keselamatan, meski ada tiket dispensasi
2 Juni 2019 19:43 WIB
Ilustrasi - Sejumlah penumpang turun dari kapal saat puncak arus mudik lebaran 2019 di pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (2/6/2019). ANTARA FOTO/Darwin Fatir.
Jakarta (ANTARA) - PT Pelayaran Nasional Indonesia tetap mengutamakan keselamatan meskipun memberlakukan tiket dispensasi lantaran permintaan yang sangat tinggi pada arus mudik Lebaran tahun ini.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Yahya Kuncoro dalam keterangannya di Jakarta, Minggu mengatakan penumpang kapal Pelni dalam empat bulan terakhir pada hari-hari biasa mengalami lonjakan cukup signifikan dari Januari-April naik dari 852.255 menjadi 1.172.143 pelanggan atau naik rata-rata 38 persen per bulan dibanding sebelumnya.
Sementara dorongan masyarakat untuk mudik Lebaran tahun ini sangat kuat menyebabkan permintaan tiket kapal laut sangat tinggi.
“Kami menampung aspirasi masyarakat untuk tiket dispensasi”, kata Yahya.
Yahya mengatakan sebetulnya pihaknya berkeinginan memberlakukan pengaturan penjualan tiket satu orang satu tempat tidur atau “one man one seat” di seluruh kapal untuk kenyamanan penumpang, namun karena permintaan sangat tinggi, Pelni menjual tiket dispensasi.
“Penambahan penjualan tiket dispensasi tetap menjamin keamanan dan keselamatan konsumen, namun kenyamanan akan berkurang,” katanya.
Penambahan tiket dispensasi dikarenakan keterbatasan armada kapal, Pelni belum mampu menambah armada.
Yahya mengatakan sejak beberapa waktu sebelum bulan Ramadhan, pihaknya telah mengimbau kepada para calon pemudik untuk mengatur waktu bepergian sesuai dengan ketersediaan tiket pada moment angkutan Lebaran 2019.
Realisasi data pemudik dari H-15 (21/5) hingga H-5 (1/6) penumpangnya naik 34 persen, yakni 226.996 orang dibandingkan 169.919 orang tahun lalu.
Yahya menuturkan tiket dispensasi tetap mengutamakan keselamatan, namun akan mengurangi kenyamanan pelanggan.
Penumpang non seat akan menempati lorong-lorong dekat tangga dan ruang-ruang terbuka yang biasanya kosong di dekat masjid yang pada masa normal menjadi tempat bersantai.
“Kali ini kami harus ambil risiko untuk melayani masyarakat. Pelni menyiapkan peralatan keselamatan yg diwajibkan, namun kami mohon maaf bila ada yang tidak nyaman atas pelayanan ini”, katanya.
Pada Lebaran 2019 ini Pelni mengoperasikan 26 kapal trayek nusantara dengan 83 pelabuhan singgah melayani 1.239 ruas dengan total kapasitas angkut menjadi 54.608 penumpang atau kursi sudah termasuk kapasitas toleransi yang telah disetujui Kemenhub.
Selain itu Pelni juga melayani 46 trayek kapal perintis menyinggahi 305 pelabuhan, 4.620 ruas dengan kapasitas 13.961 penunpang per hari.
Kepadatan kapal akan terjadi pada ruas-ruas tertentu saja, misalnya KM. Gunung Dempo rute Jayapura -Tanjung Priok akan padat pada ruas Sorong-Ambon, Baubau dan Makasar.
Penumpang banyak turun di Ambon, Baubau dan Makasar.
Berangkat dari Makasar penumpang jauh berkurang terlebih Surabaya-Tanjung Priok penumpang tersisa tidak sampai 1.000 orang.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero) Yahya Kuncoro dalam keterangannya di Jakarta, Minggu mengatakan penumpang kapal Pelni dalam empat bulan terakhir pada hari-hari biasa mengalami lonjakan cukup signifikan dari Januari-April naik dari 852.255 menjadi 1.172.143 pelanggan atau naik rata-rata 38 persen per bulan dibanding sebelumnya.
Sementara dorongan masyarakat untuk mudik Lebaran tahun ini sangat kuat menyebabkan permintaan tiket kapal laut sangat tinggi.
“Kami menampung aspirasi masyarakat untuk tiket dispensasi”, kata Yahya.
Yahya mengatakan sebetulnya pihaknya berkeinginan memberlakukan pengaturan penjualan tiket satu orang satu tempat tidur atau “one man one seat” di seluruh kapal untuk kenyamanan penumpang, namun karena permintaan sangat tinggi, Pelni menjual tiket dispensasi.
“Penambahan penjualan tiket dispensasi tetap menjamin keamanan dan keselamatan konsumen, namun kenyamanan akan berkurang,” katanya.
Penambahan tiket dispensasi dikarenakan keterbatasan armada kapal, Pelni belum mampu menambah armada.
Yahya mengatakan sejak beberapa waktu sebelum bulan Ramadhan, pihaknya telah mengimbau kepada para calon pemudik untuk mengatur waktu bepergian sesuai dengan ketersediaan tiket pada moment angkutan Lebaran 2019.
Realisasi data pemudik dari H-15 (21/5) hingga H-5 (1/6) penumpangnya naik 34 persen, yakni 226.996 orang dibandingkan 169.919 orang tahun lalu.
Yahya menuturkan tiket dispensasi tetap mengutamakan keselamatan, namun akan mengurangi kenyamanan pelanggan.
Penumpang non seat akan menempati lorong-lorong dekat tangga dan ruang-ruang terbuka yang biasanya kosong di dekat masjid yang pada masa normal menjadi tempat bersantai.
“Kali ini kami harus ambil risiko untuk melayani masyarakat. Pelni menyiapkan peralatan keselamatan yg diwajibkan, namun kami mohon maaf bila ada yang tidak nyaman atas pelayanan ini”, katanya.
Pada Lebaran 2019 ini Pelni mengoperasikan 26 kapal trayek nusantara dengan 83 pelabuhan singgah melayani 1.239 ruas dengan total kapasitas angkut menjadi 54.608 penumpang atau kursi sudah termasuk kapasitas toleransi yang telah disetujui Kemenhub.
Selain itu Pelni juga melayani 46 trayek kapal perintis menyinggahi 305 pelabuhan, 4.620 ruas dengan kapasitas 13.961 penunpang per hari.
Kepadatan kapal akan terjadi pada ruas-ruas tertentu saja, misalnya KM. Gunung Dempo rute Jayapura -Tanjung Priok akan padat pada ruas Sorong-Ambon, Baubau dan Makasar.
Penumpang banyak turun di Ambon, Baubau dan Makasar.
Berangkat dari Makasar penumpang jauh berkurang terlebih Surabaya-Tanjung Priok penumpang tersisa tidak sampai 1.000 orang.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: