Kemenag Papua : Tidak ada pelatihan JAD di Keerom dan Merauke
1 Juni 2019 23:18 WIB
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Keerom Karel F Mambay (kiri), Ketua FKUB Kabupaten Keerom Nursalim Ar Rozy (dua kiri), Kakanwil Kemenag Provinsi Papua Pdt Amsal Yowei (tengah) saat menggelar jumpa pers di Kota Jayapura, Sabtu (1/6/2019.) (ANTARA News Papua / Alfian Rumagit)
Jayapura (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kanwi) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Papua menyatakan tidak ada tempat pelatihan teroris dari kelompok Jamaah Ansorud Daulah (JAD) di Kabupaten Keerom dan Kabupaten Merauke, sebagaimana pemberitaan beberapa waktu lalu.
"Kami perlu sampaikan ini, bahwa informasi ada tempat pelatihan teroris dari kelompok JAD di Papua, terutama di Keerom dan Merauke itu tidaklah benar, atau hoaks," kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua Pdt Amsal Yowei saat jumpa pers di Kota Jayapura, Sabtu.
Amsal yang didampingi Ketua FKUB Kabupaten Keerom Nursalim Ar Rozy, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Keerom Karel F Mambay, Ketua Pengurus Harian MUI Provinsi Papua Umar Bauw Al Bintuni yang juga Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Papua dan pembimbing Syariah Kanwil Kemenag Provinsi Papua Hj Ani Matdoan.
Menurut dia, informasi bahwa ada kelompok teroris JAD di Keerom dan Merauke sangat mustahil karena dari berbagai laporan yang masuk melalui para penyuluh agama di lapangan, hal itu tidak terdeteksi.
"Kami punya penyuluh lapangan di 28 kabupaten dan satu kota di Papua, tetapi tidak ada laporan demikian. Bahkan pada beberapa kesempatan jajaran Kemenag Papua yang ada di daerah telah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan," katanya.
Amsal berharap agar informasi tersebut tidak perlu lagi dikembangkan sehingga menjadi isu yang kurang tepat di bulan Ramadhan yang bisa mengganggu kerukunan hidup umat beragama yang sudah terjalin sangat baik.
"Menjaga kedamaian bukan saja menjadi tugas dari aparat hukum (Polri dan TNI), tetapi segenap masyarakat dan juga rekan-rekan media diharapkan bisa memberikan informasi yang sejuk, aman dan damai," katanya.
Terkait hal ini, ditegaskan oleh Karel F Mambay bahwa berbagai penyuluhan terus dilakukan bahkan berbagai pertemuan dengan para tokoh lintas agama dan pemangku kepentingan tetap dilakukan pada berbagai kesempatan.
"Dan kami simpulkan bahwa isu tersebut tidak benar. Di Keerom tidak ada kelompok JAD," kata Karel.
Sementara itu, Nursalim Ar Rozy mengatakan, kelompok yang dimaksudkan tersebut tidak ada di Kabupaten Keerom tetapi hal ini tetap menjadi perhatian dari FKUB setempat.
"Tentunya kami tidak tutup mata, ini rumah besar kami. Siapapun yang masuk pasti akan kami tanya dan telusuri, apalagi ingin merusak tatanan di tempat kami," katanya.
Sementara itu, Ani Matdoan mengemukakan bahwa sejauh ini tidak ditemukan adanya aliran JAD sebagaimana digaungkan dalam pemberitaan bahkan di media sosial.
"Tidak mudah bagi kelompok radikal atau teroris untuk masuk dan mempengaruhi masyarakat di Papua, terutama kelompok JAD. Itu mungkin sebagian kecil aliran, tetapi pembimbingan syariah dan pemetaan tetap kami lakukan agar bisa mengetahui dan menangkal hal ini," kata Ani.
Sedangkan, Umar Bauw Al Bintuni meyakinkan bahwa jika ada kelompok tersebut di Papua sudah pasti aparat keamanan (Polri dan TNI) akan lebih dulu mendeteksi.
"Kemenag bertugas ingin merubah orang menjadi baik, bukan bertindak sebaliknya. Tetapi soal keamanan dan kedamaian, merupakan tugas kita bersama. Harapannya jika rekan-rekan media mengetahui informasi seperti yang digaungkan tersebut bisa menyampaikan kepada kami atau aparat keamanan, agar ditindak tegas," katanya.
"Kami perlu sampaikan ini, bahwa informasi ada tempat pelatihan teroris dari kelompok JAD di Papua, terutama di Keerom dan Merauke itu tidaklah benar, atau hoaks," kata Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Papua Pdt Amsal Yowei saat jumpa pers di Kota Jayapura, Sabtu.
Amsal yang didampingi Ketua FKUB Kabupaten Keerom Nursalim Ar Rozy, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Keerom Karel F Mambay, Ketua Pengurus Harian MUI Provinsi Papua Umar Bauw Al Bintuni yang juga Kabag TU Kanwil Kemenag Provinsi Papua dan pembimbing Syariah Kanwil Kemenag Provinsi Papua Hj Ani Matdoan.
Menurut dia, informasi bahwa ada kelompok teroris JAD di Keerom dan Merauke sangat mustahil karena dari berbagai laporan yang masuk melalui para penyuluh agama di lapangan, hal itu tidak terdeteksi.
"Kami punya penyuluh lapangan di 28 kabupaten dan satu kota di Papua, tetapi tidak ada laporan demikian. Bahkan pada beberapa kesempatan jajaran Kemenag Papua yang ada di daerah telah melakukan pengecekan dan tidak ditemukan," katanya.
Amsal berharap agar informasi tersebut tidak perlu lagi dikembangkan sehingga menjadi isu yang kurang tepat di bulan Ramadhan yang bisa mengganggu kerukunan hidup umat beragama yang sudah terjalin sangat baik.
"Menjaga kedamaian bukan saja menjadi tugas dari aparat hukum (Polri dan TNI), tetapi segenap masyarakat dan juga rekan-rekan media diharapkan bisa memberikan informasi yang sejuk, aman dan damai," katanya.
Terkait hal ini, ditegaskan oleh Karel F Mambay bahwa berbagai penyuluhan terus dilakukan bahkan berbagai pertemuan dengan para tokoh lintas agama dan pemangku kepentingan tetap dilakukan pada berbagai kesempatan.
"Dan kami simpulkan bahwa isu tersebut tidak benar. Di Keerom tidak ada kelompok JAD," kata Karel.
Sementara itu, Nursalim Ar Rozy mengatakan, kelompok yang dimaksudkan tersebut tidak ada di Kabupaten Keerom tetapi hal ini tetap menjadi perhatian dari FKUB setempat.
"Tentunya kami tidak tutup mata, ini rumah besar kami. Siapapun yang masuk pasti akan kami tanya dan telusuri, apalagi ingin merusak tatanan di tempat kami," katanya.
Sementara itu, Ani Matdoan mengemukakan bahwa sejauh ini tidak ditemukan adanya aliran JAD sebagaimana digaungkan dalam pemberitaan bahkan di media sosial.
"Tidak mudah bagi kelompok radikal atau teroris untuk masuk dan mempengaruhi masyarakat di Papua, terutama kelompok JAD. Itu mungkin sebagian kecil aliran, tetapi pembimbingan syariah dan pemetaan tetap kami lakukan agar bisa mengetahui dan menangkal hal ini," kata Ani.
Sedangkan, Umar Bauw Al Bintuni meyakinkan bahwa jika ada kelompok tersebut di Papua sudah pasti aparat keamanan (Polri dan TNI) akan lebih dulu mendeteksi.
"Kemenag bertugas ingin merubah orang menjadi baik, bukan bertindak sebaliknya. Tetapi soal keamanan dan kedamaian, merupakan tugas kita bersama. Harapannya jika rekan-rekan media mengetahui informasi seperti yang digaungkan tersebut bisa menyampaikan kepada kami atau aparat keamanan, agar ditindak tegas," katanya.
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: