Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Rekayasa arus lalu lintas di Kota Sukabumi, Jawa Barat, yang dilakukan Polantas Polres Sukabumi Kota dilakukan secara situasional untuk antisipasi terjadinya penumpukan kendaraan di pusat kota maupun ekonomi masyarakat.

"Rekayasa jalan ini dilihat dari volume kendaraan yang masuk, biasanya rekayasa dilakukan mulai pukul 12.00 WIB di beberapa titik rawan kepadatan kendaraan," kata Kasat Lantas Polres Sukabumi Kota AKP I Kadek Vemil di Sukabumi, Sabtu (1/6).

Dari pantauan di lokasi, beberapa titik arus lalu lintas dialihkan petugas Polantas Polres Sukabumi Kota seperti di Jalan Suryakencana, kendaraan dialihkan ke Jalan Balaikota, kemudian kendaraan dari Jalan Nyomplong menuju Ahmad Yani dialihkan ke Jalan Arif Rahman Hakim.

Selanjutnya, kendaraan dari Jalan Veteran menuju Jalan RE Martadinata dialihkan ke Jalan Suryakencana dan beberapa jalan lainnya seperti RE Martadinata, Jalan Balaikota di akukan one way.

Menurut dia, langkah rekayasa arus lalu lintas ini karena pada H-4 ldul Fitri volume kendaraan meningkat, apalagi sekarang akhir pekan dipastikan jumlahnya bertambah signifikan. Sehingga, terjadi kepadatan di hampir di seluruh titik pusat perbelanjaan, ekonomi dan pusat kota.

Kepadatan volume kendaraan ini terjadi di waktu-waktu tertentu, tetapi mendekati lebaran ini rekayasa jalan sudah mulai dilakukan setelah waktu dzuhur. Selain itu, tidak hanya di pusat kota saja, kemungkinan di jalur penghubung seperti kendaraan yang keluar masuk di Jalan RA Kosasih dan Jalan Sudirman akan diberlakukan rekayasa.

"Meskipun volume kendaraan meningkat dan jalan sudah padat tetapi arus kendaraan tidak sampai stag atau macet diam di tempat, namun arus lalu lintas masih bisa melaju walaupun lajunya merayap," tambahnya.

Kadek mengatakan pihaknya sudah menyiagakan anggotanya yang berjumlah 78 personel di titik rawan kepadatan kendaraan dan kemacetan arus lalu lintas yang dibantu personel dari satuan lain.

Rekayasa jalan yang dilakukan pihaknya ini tidak 24 jam, tetapi di waktu tertentu saja. Namun jika kendaraan sudah menumpuk dari pagi maka rekayasa pun dilakukan sejak pagi dan berakhir di saat kepadatan kendaraan sudah kembali normal.

Sementara untuk di Jalan Ahmad Yani dan RE Martadinata tidak menutup kemungkinan ditutup dengan catatan arus lalu lintas sudah benar-benar macet total. Pemberlakuan kebijakan tersebut sifatnya juga kondisional.