Baghdad (ANTARA News) - Serangan udara gencar AS terhadap sasaran-sasaran Al-Qaeda di sebelah selatan Baghdad menewaskan seorang pemimpin lokal jaringan jihad dan sedikitnya 20 gerilyawan lain, kata ketua barisan penentang Al-Qaeda, Jumat. "Informasi kami mengkonfirmasi bahwa Walid Khudair, yang juga dikenal sebagai al-Jahash, pemimpin Al-Qaeda di kawasan selatan Baghdad, tewas," kata Mustaf al-Jabouri, ketua kelompok "Kebangkitan" anti-Qaeda di desa Arab Jabour yang menjadi sasaran. "Sebanyak 20 teroris lain juga tewas," kata Syeikh Jabouri. seorang pemimpin suku, kepada AFP melalui telefon. Militer AS tidak bisa mengkonfirmasi kematian gerilyawan-gerilyawan itu dalam serangan-serangan udara Kamis, yang menjatuhkan 21.500 kilogram peledak ke 47 sasaran dalam kurun waktu 10 menit. "Kami belum menerima laporan mengenai korban sipil yang tewas," kata Kolonel Terry Ferrell, seorang komandan militer AS, pada jumpa pers di Baghdad. Ketika ditanya apakah ada gerilyawan Al-Qaeda yang tewas, ia mengatakan, "Saya tidak memiliki penilaian pada saat ini." Ia mengatakan bahwa serangan itu, yang melibatkan dua pesawat pembom B-1 dan empat jet tempur pembom F-16, cenderung menyerang tempat-tempat senjata dan bom pinggir jalan, bukannya orang. "Kami yakin kami bisa menghancurkan sejumlah bahan peledak improvisasi utama (bom pinggir jalan)," kata Ferrell. "Kami yakin kami juga bisa mengidentifikasi dan menghancurkan sejumlah tempat penyimpanan senjata." Seorang komandan lain, Kolonel Peter Donnelly, mengatakan pada jumpa pers, 51 sasaran semula diidentifikasi di daerah Arab Jabour namun kekhawatiran bahwa warga sipil bisa terbunuh telah membuat mereka membatalkan serangan terhadap empat dari sasaran-sasaran itu. "Kami menghantam 47 sasaran yang direncanakan. Sasaran yang lain tidak diserang karena kekhawatiran akan jatuhnya korban sipil. Sebuah kendaraan udara tak berawak mendeteksi warga sipil dan sebuah kendaraan di daerah itu, maka sasaran-sasaran tersebut tidak diserang," katanya. Jabouri mengatakan bahwa menurut keterangan yang diperolehnya, tidak ada warga sipil yang tewas dalam serangan-serangan tersebut, demikian AFP.(*)