Lampu colok warisan budaya melayu, kata Bupati Bengkalis
31 Mei 2019 23:20 WIB
Bupati Bengkalis Amril Mukminin didampingi Sekda Bustami HY, Kapolres Bengkalis AKBP Yusuf Rahmanto menghidupkan pelita ketika membuka frstival lampu colok di Bengkalis. (Alfisnardo)
Bengkalis (ANTARA) - Bupati Bengkalis, Riau, Amril Mukminin mengungkapkan pelestarian budaya tradisional seperti lampu colok merupakan salah satu warisan budaya kehidupan masyarakat Melayu di Kabupaten yang berjuluk negeri Junjungan ini.
"Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu syiar Islam yang memiliki hikmah dan tunjuk ajar kehidupan diantaranya sebagai penumbuh semangat persaudaraan, kekompakan, kepedulian serta gotong royong di kalangan masyarakat," ucapnya ketika membuka festival lampu colok tahun 2019 di Desa Pangkalan Batang Kecamatan Bengkalis, Jumat malam.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama menghidupkan tradisi yang telah lama berlangsung sejak dulu.
"Karena festival lampu colok ini dapat menjadi suatu kearifan lokal yang memiliki ciri khas tersendiri yang dapat memikat warga masyarakat asal Bengkalis yang berada di perantauan supaya menimbulkan kerinduan pada kampung halamannya," tambahnya.
Bupati Bengkalis juga mengingatkan kepada masyarakat supaya tidak melalaikan aktifitas ibadah disebabkan festival lampu colok ini.
"Pada malam-malam terakhir seperti ini, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Untuk itu, kami harap kepada kita semua untuk tidak meninggalkan atau lalai dari aktifitas ibadah. Jangan sampai membuat masjid dan mushalla menjadi kosong," ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, Anharizal menyampaikan bahwa festival lampu colok ini bertujuan untuk mengembangkan serta melestarikan adat budaya secara turun temurun ini.
"Mari bersama kita dukung program Pemerintah Kabupaten Bengkalis ini agar ianya tetap lestari sepanjang masa," katanya.
Pembukaan festival colok ditandai dengan menghidupkan lampu colok sisi bawah oleh Bupati Bengkalis didampingi Kapolres Bengkalis AKBP Yusup Rahmanto, Sekretaris Daerah Bengkalis, H. Bustami HY, Ketua umum MKA LAM Riau Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Zainuddin Yusuf, sebelum dihidupkan menjadi bentuk miniatur Ka'bah.
"Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai salah satu syiar Islam yang memiliki hikmah dan tunjuk ajar kehidupan diantaranya sebagai penumbuh semangat persaudaraan, kekompakan, kepedulian serta gotong royong di kalangan masyarakat," ucapnya ketika membuka festival lampu colok tahun 2019 di Desa Pangkalan Batang Kecamatan Bengkalis, Jumat malam.
Ia juga mengajak masyarakat untuk bersama menghidupkan tradisi yang telah lama berlangsung sejak dulu.
"Karena festival lampu colok ini dapat menjadi suatu kearifan lokal yang memiliki ciri khas tersendiri yang dapat memikat warga masyarakat asal Bengkalis yang berada di perantauan supaya menimbulkan kerinduan pada kampung halamannya," tambahnya.
Bupati Bengkalis juga mengingatkan kepada masyarakat supaya tidak melalaikan aktifitas ibadah disebabkan festival lampu colok ini.
"Pada malam-malam terakhir seperti ini, terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Untuk itu, kami harap kepada kita semua untuk tidak meninggalkan atau lalai dari aktifitas ibadah. Jangan sampai membuat masjid dan mushalla menjadi kosong," ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, Anharizal menyampaikan bahwa festival lampu colok ini bertujuan untuk mengembangkan serta melestarikan adat budaya secara turun temurun ini.
"Mari bersama kita dukung program Pemerintah Kabupaten Bengkalis ini agar ianya tetap lestari sepanjang masa," katanya.
Pembukaan festival colok ditandai dengan menghidupkan lampu colok sisi bawah oleh Bupati Bengkalis didampingi Kapolres Bengkalis AKBP Yusup Rahmanto, Sekretaris Daerah Bengkalis, H. Bustami HY, Ketua umum MKA LAM Riau Kabupaten Bengkalis, Datuk Seri Zainuddin Yusuf, sebelum dihidupkan menjadi bentuk miniatur Ka'bah.
Pewarta: Alfisnardo
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: