Purwokerto (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Luthfi Makhasin mengatakan, momentum Lebaran dapat dimanfaatkan untuk menyambung silaturahmi pascapemilu.
"Saatnya menyambung kembali silaturahmi antarelit usai persaingan elektoral," katanya di Purwokerto, Jumat.
Dia mengatakan, momentum Lebaran 2019 diharapkan dapat mendinginkan suhu politik di Tanah Air yang sempat memanas.
"Juga diharapkan menjadi momentum untuk merajut kembali rasa persaudaraan, meningkatkan persatuan dan kesatuan. Tentu saja harapannya begitu," katanya.
Dia mengatakan, pada saat ini merupakan momentum yang tepat untuk melangkah ke depan.
"Banyak tantangan ke depan yang memerlukan sinergi bersama, dengan syarat perlunya kebesaran hati untuk saling menerima," katanya.
Terlebih lagi, kata dia, pesta demokrasi telah usai sehingga sudah saatnya menyudahi kontestasi dan kembali merajut kebersamaan. "Mari ciptakan suasana agar selalu damai dan kondusif," katanya.
Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama (MUI) Kabupaten Banyumas KH Chariri Sofa mengajak seluruh masyarakat di wilayah setempat untuk memaknai bulan suci Ramadhan dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan.
"Mari galang persatuan dan kesatuan pascapemilu, jangan sampai perbedaan-perbedaan yang ada di tengah masyarakat, mengarah pada permusuhan, terlebih lagi kita akan segera menyambut hari Lebaran," katanya.
Momentum bulan suci Ramadhan, kata dia, merupakan saat yang tepat untuk saling menghargai dan menghormati.
"Termasuk dengan menjaga suasana tetap kondusif, tidak menyebarluaskan ujaran kebencian dan tidak menyebarluaskan berita bohong atau hoaks, saatnya menempa diri menuju karakter Muslim sejati," katanya.
Dengan mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang guyub, saling menyayangi dan menghormati, kata dia, maka akan menciptakan kehidupan yang damai dan sempurna.
Pengamat: Saatnya menyambung silaturahmi pascapemilu
31 Mei 2019 22:13 WIB
Pengamat politik dari Universitas Jenderal Soedirman Luthfi Makhasin (dok. pribadi)
Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: