Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengajak lembaga gereja untuk bersama pemerintah mengatasi persoalan sampah yang sangat serius di daerah setempat, sehingga ibu kota provinsi berbasis kepulauan bisa bebas dari persoalan sampah.

"NTT telah menyandang sebagai predikat sebagai daerah termiskin, terkotor dan terbelakang. Persoalan sampah sudah sangat serius di daerah ini sehingga perlu diperangi secara bersama-sama sehingga NTT khususnya Kota Kupang bebas dari sampah," kata Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Jumat.

Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan hal itu dalam sambutanya pada acara pentabisan 18 orang frater dari keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Atambua dan Keuskupan Waetabula yang telah menyelesaikan masa formasi pada Seminari Tinggi St. Mikhael menjadi diakon di kapela Seminari St. Makhael Kupang.

Viktor mengatakan, mengatasi persoalan sampah tidak saja menjadi urusan pemerintah tetapi semua elemen masyarakat termasuk lembaga gereja harus ikut bertangungjawab dalam memerangi persoalan sampah yang telah membuat predikat Kota Kupang menjadi kota terkotor di Indonesia.

"Kami mengajak seluruh masyarakat NTT untuk mengatasi sampah yang sudah sangat serius di daerah ini. Kota Kupang sebagai ibu Kota Provnsi NTT seharusnya menjadi kota yang bersih dan asri," tegas Viktor.

Viktor mengaku prihatin dengan bertebarannya sampah-sampah plastik diberbagai sudut Kota Kupang tanpa ada upaya masyarakat mengatasi sampah itu.

Mantan anggota DPR-RI dari Partai Nasdem ini meminta 18 orang diakon yang telah ditabiskan itu untuk menjadi ujung tombak dalam memerangi persoalan sampah dilingkungan tempat tegasnya masing-masing.

"Kami berharap 18 orang diakon ini akan menjadi motifator bagi umat setempat dalam memerangi sampah sehingga daerah ini terlihat lebih bersih dan indah khususnya dalam mengatasi sampah plastik," kata Viktor. ***3***