Chicago (ANTARA) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena kekhawatiran terus-menerus tentang gesekan perdagangan antara Amerika Serikat dengan China serta pertumbuhan ekonomi global yang lambat, mendorong pembelian aset-aset safe haven atau aset investasi dengan tingkat risiko rendah seperti logam mulia.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 6,1 dolar AS atau 0,47 persen, menjadi menetap di 1.292,4 dolar AS per ounce.

Harga emas juga didukung oleh greenback yang lebih lemah. Indeks dolar AS, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya, turun 0,01 persen menjadi 98,12 pada pukul 17.30 GMT, sesaat sebelum penyelesaian perdagangan emas.

Emas biasanya bergerak berlawanan arah dengan dolar AS, yang berarti jika dolar AS melemah maka emas berjangka akan naik karena emas yang dihargai dalam dolar AS, menjadi lebih murah bagi para investor yang menggunakan mata uang lainnya.

Sehari sebelumnya pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB) emas berjangka tetap lebih tinggi, kenaikan pertama kalinya dalam tiga sesi berturut-turut, berbanding terbalik dengan penurunan pasar saham AS dan aset-aset lainnya yang cenderung diuntungkan ketika keinginan terhadap aset-aset berisiko meningkat.

Pada Rabu (29/5/2019) kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus naik 3,8 dolar AS atau 0,3 persen, menjadi menetap pada 1.286,3 dolar AS per ounce.

Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik delpan sen AS atau 0,56 persen, menjadi berakhir di 14,491 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik 2,4 dolar AS atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada 794,1 dolar AS per ounce.
Baca juga: Emas berjangka naik setelah pasar saham AS melemah
Baca juga: Emas berjangka jatuh tertekan dolar AS yang lebih kuat