Mal Terminal Pulogebang, tempat favorit pemudik menanti keberangkatan
30 Mei 2019 20:25 WIB
Area mal di Gedung C Terminal Terpadu Pulogebang, Jakarta Timur, menjadi destinasi favorit pemudik untuk bersantai menanti jadwal pemberangkatan bus. ANTARA/Andi Firdaus (Andi Firdaus)
Jakarta (ANTARA) - Area mal di Terminal Terpadu Pulogebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, menjadi tempat favorit pemudik untuk bersantai sambil menanti jadwal pemberangkatan pulang kampung.
"Saya baru pertama kali ke terminal ini. Ternyata mewah juga, ada mal segala untuk belanja dan masjidnya juga bersih," kata salah satu pemudik, Ridwan Hakim, di Jakarta, Kamis malam.
Terminal yang resmi beroperasional sejak 2012 tersebut dilengkapi dengan dua area mal, masing-masing di sisi utara seluas 5.000 meter per segi dan di sisi timur seluas 4.000 meter per segi.
Koordinator Security Terminal Pulogebang, Mudjiono, mengatakan mal yang berada di lantai dasar dan lantai Mejanin Gedung C terminal saat ini diisi oleh 54 lokal kios makanan dan minuman serta 43 kios penjualan pakaian dan produk Usaha Kecil Menengah (UKM).
Pengusaha di area tersebut mayoritasnya adalah eks pedagang PD Pasar Jaya serta pedagang liar di berbagai kawasan di Jakarta yang kini direlokasi ke Terminal Pulogebang.
Meski produk yang ditawarkan kepada konsumen mayoritasnya UKM, namun pihak pengelola memfasilitasi kenyamanan optimal dengan pendingin ruangan di setiap sudutnya.
Mudjiono mengatakan di area mal disediakan 20 unit eskalator, tiga unit lift barang berkapasitas 1 ton lebih dan lift orang sebanyak dua unit.
"Kami juga menyediakan dua mushola dan satu masjid bagi kebutuhan ibadah kaum muslim," katanya.
Masjid Darul Musafirin menjadi salah satu area favorit penumpang untuk bersantai menanti waktu berbuka puasa karena areanya yang cukup luas, berpendingin ruangan serta bersih.
Masjid tersebut juga dekat dengan area jajanan berbuka puasa serta sentra UKM yang lengkap dengan produk dagangan.
Bagi pemudik yang berkepentingan dengan MCK, disediakan 23 titik toilet lengkap dengan fasilitas berstandar internasional, seperti uriner, WC duduk dan meja cuci tangan.
Satu lantai di atasnya terdapat area loket pembelian tiket perjalanan yang dihuni oleh sekitar 120 lebih perusahaan otobus.
Terminal yang berdiri di atas lahan seluas total 12,6 hektare itu melayani perjalanan mudik ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Jawa Barat, hingga Aceh.
Di atas lahan itu terbagi menjadi empat bangunan seluas 5,6 hektare, yakni Gedung A yang diperuntukan bagi tempat beristirahat pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Gedung B untuk keberangkatan Bus AKAP, Gedung C sebagai area perkantoran, mal dan kedatangan penumpang, serta Gedung D yang teritegerasi dengan Transjakarta.
"Terminal Terpadu Pulogebang masih menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Setiap hari normal melayani rata-rata 4.000 hingga 7.000 penumpang," katanya.
Area transit bus di lantai 2 gedung utara memiliki kapasitas tampung 90 unit bus yang terbagi atas 28 jalur pemberangkatan dan kedatangan.
Mudjiono saat ini membawahi 101 personel keamanan yang bertugas selama 24 jam.
"Untuk petugas dishub mencapai puluhan, petugas kebersihan 98 orang, teknisi untuk urusan listrik dan air 13 orang, serta petugas kebersihan 98 orang," katanya.
"Saya baru pertama kali ke terminal ini. Ternyata mewah juga, ada mal segala untuk belanja dan masjidnya juga bersih," kata salah satu pemudik, Ridwan Hakim, di Jakarta, Kamis malam.
Terminal yang resmi beroperasional sejak 2012 tersebut dilengkapi dengan dua area mal, masing-masing di sisi utara seluas 5.000 meter per segi dan di sisi timur seluas 4.000 meter per segi.
Koordinator Security Terminal Pulogebang, Mudjiono, mengatakan mal yang berada di lantai dasar dan lantai Mejanin Gedung C terminal saat ini diisi oleh 54 lokal kios makanan dan minuman serta 43 kios penjualan pakaian dan produk Usaha Kecil Menengah (UKM).
Pengusaha di area tersebut mayoritasnya adalah eks pedagang PD Pasar Jaya serta pedagang liar di berbagai kawasan di Jakarta yang kini direlokasi ke Terminal Pulogebang.
Meski produk yang ditawarkan kepada konsumen mayoritasnya UKM, namun pihak pengelola memfasilitasi kenyamanan optimal dengan pendingin ruangan di setiap sudutnya.
Mudjiono mengatakan di area mal disediakan 20 unit eskalator, tiga unit lift barang berkapasitas 1 ton lebih dan lift orang sebanyak dua unit.
"Kami juga menyediakan dua mushola dan satu masjid bagi kebutuhan ibadah kaum muslim," katanya.
Masjid Darul Musafirin menjadi salah satu area favorit penumpang untuk bersantai menanti waktu berbuka puasa karena areanya yang cukup luas, berpendingin ruangan serta bersih.
Masjid tersebut juga dekat dengan area jajanan berbuka puasa serta sentra UKM yang lengkap dengan produk dagangan.
Bagi pemudik yang berkepentingan dengan MCK, disediakan 23 titik toilet lengkap dengan fasilitas berstandar internasional, seperti uriner, WC duduk dan meja cuci tangan.
Satu lantai di atasnya terdapat area loket pembelian tiket perjalanan yang dihuni oleh sekitar 120 lebih perusahaan otobus.
Terminal yang berdiri di atas lahan seluas total 12,6 hektare itu melayani perjalanan mudik ke berbagai daerah di Indonesia seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Jawa Barat, hingga Aceh.
Di atas lahan itu terbagi menjadi empat bangunan seluas 5,6 hektare, yakni Gedung A yang diperuntukan bagi tempat beristirahat pengemudi bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Gedung B untuk keberangkatan Bus AKAP, Gedung C sebagai area perkantoran, mal dan kedatangan penumpang, serta Gedung D yang teritegerasi dengan Transjakarta.
"Terminal Terpadu Pulogebang masih menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Setiap hari normal melayani rata-rata 4.000 hingga 7.000 penumpang," katanya.
Area transit bus di lantai 2 gedung utara memiliki kapasitas tampung 90 unit bus yang terbagi atas 28 jalur pemberangkatan dan kedatangan.
Mudjiono saat ini membawahi 101 personel keamanan yang bertugas selama 24 jam.
"Untuk petugas dishub mencapai puluhan, petugas kebersihan 98 orang, teknisi untuk urusan listrik dan air 13 orang, serta petugas kebersihan 98 orang," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019
Tags: