Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan aspek tata ruang, lingkungan hidup, dan infrastruktur harus saling terjalin dan beririsan sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana.

"Bencana dengan dampak yang hebat dapat terjadi manakala ketiga aspek ini gagal melindungi warga dari ancaman bencana," kata Doni berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

Doni mengatakan berdasarkan pengalaman yang didapat dari bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di Sulawesi Tengah pada 2018 lalu, kesiapsiagaan tidaklah cukup. Perlu jalinan antara aspek tata ruang, lingkungan hidup, dan infrastruktur.

Menurut Doni, aspek tata ruang, lingkungan hidup, dan infrastruktur dapat memperhebat dampak dari suatu kejadian bencana, tetapi juga dapat mencegah dampak yang lebih parah dari suatu kejadian bencana.

Pendekatan komprehensif pada ketiga aspek tersebut akan mampu mengurangi atau mencegah dampak bencana yang lebih besar.

Tata ruang menjadi kunci penting dalam pengendalian pembangunan, khususnya yang berada di daerah rawan bencana, ujar dia. Di sisi lain, lingkungan alam yang lestari akan menghindarkan dari bencana

"Bila kita jaga alam, maka alam juga akan menjaga kita. Adapun aspek infrastruktur yang inklusif dapat menghindarkan masyarakat dari berbagai kejadian bencana," tuturnya.

BNPB melakukan kerja sama dengan Pengurangan Risiko Bencana PBB (UNDRR) menyelenggarakan lokakarya dengan fokus pengurangan risiko bencana dan sistem peringatan dini di Indonesia.

Lokakarya tersebut dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Madimulyono dan narasumber lain dari beberapa kementerian/lembaga.


Baca juga: Kepala BNPB sampaikan pidato di Jenewa
Baca juga: PetaBencana.id BNPB raih penghargaan dari PBB