Kendari (ANTARA) - Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Iriyanto mengatakan operasi pengamanan menyambut Lebaran tahun 2019 menghadapi potensi kerawanan tinggi karena masih dalam suasana tahapan Pemilu Pilpres dan pileg.

"Operasi ketupat rutin digelar setiap tahun serangkaian puasa Ramadhan dan lebaran Idul Fitri. Tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena masih dalam suasana politik," kata Kapolda Sultra Brigjen Pol Iriyanto di Kendari, Selasa.

Jajaran Polda Sulawesi Tenggara menggelar operasi ketupat 2019 selama 13 hari, mulai 29 Mei hingga 10 Juni 2019.

Meskipun potensi kerawanan cukup kompleks namun masyarakat yang menjalankan ibadah puasa maupun yang melakukan perjalanan mudik diharapkan tidak cemas karena pemerintah daerah, Polri dan TNI terus menjalankan fungsi pelayanan dan perlindungan.

Aparat melakukan deteksi dini tentang gangguan Kamtibmas berupa aksi teror yang menyasar warga, aparat penegak hukum hingga markas Kepolisian.

Selain itu, kata Kapolda Sultra antisipasi berbagai kejahatan yang meresahkan masyarakat, yakni pencurian, perampokan, penjambretan, begal, dan premanisme.

“Permasalahan terkait stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, dan bencana alam, tetap menjadi potensi kerawanan yang harus diantisipasi secara optimal dalam operasi ketupat 2019,” kata Kapolda Iriyanto saat apel persiapan operasi ketupat.

Polda Sultra mengerahkan 1.254 personil, TNI sebanyak 327 orang bersama instansi terkait, Dinas Perhubungan, Polisi Pamong Praja, pemuda pramuka, Senkom, BPBD dan Basarnas.