Padang, (ANTARA) - Direktorat Lalu Lintas Polda Sumatera Barat memetakan 13 titik lokasi macet dari Kota Padang menuju Kota Bukittinggi pada saat Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Pol Nurhandono di Padang, Selasa mengatakan kepadatan arus lalu lintas tetap ada namun berupaya mempersingkat waktu tempuh antara dua kota tersebut.
"Jika tahun lalu memakan waktu delapan jam selepas Lebaran maka kita upayakan bisa kurang dari itu," kata dia.
Ke-13 titik tersebut adalah perlintasan kereta api Kasang, SPBU Palapa, rumah makan Lamun Ombak, perlintasan rel kereta api Batang Anai.
Kemudian Pasar Lubuk Alung, Pasar Sicincin, jembatan darurat Kayu Tanam, Sate Mak Syukur, simpang objek isata Mifan Kota Padang Panjang
Setelah itu rumah makan Aia Badarun, Pasar Koto Baru dan Simpang Padang Lua Bukittinggi.
"Ini merupakan jalur utama yang dilalui kendaraan dari Padang menuju Pekanbaru dan Medan. Kita terus mempertebal petugas di lokasi tersebut untuk melancarkan arus lalu lintas," katanya.
Untuk Pasar Koto Baru sendiri ada langkah khusus yang diambil karena lokasi ini rawan kemacetan karena aktivitas pasar sehingga pihaknya akan memberikan barikade di jalur tersebut baik di jalan maupun bahu jalan.
"Selain itu kita sediakan lokasi parkir bagi pedagang dan pembeli dan menambah petugas mengatur lalu lintas," kata dia
Hal serupa juga dilakukan di daerah lain seperti jalan botol di perlintasan kereta api Lubuk Alung.
"Kita menurunkan 400 polisi lalu lintas yang bertugas mengamankan arus lalu lintas baik saat arus mudik dan arus balik," kata dia.
Kemudian apabila terjadi penumpukan di jalur tersebut petugas akan mengarahkan pengemudi melalui jalur Sicincin Malalak serta jalur alternatif lainnya
"Kita berharap pengemudi berkendara dalam keadaan fit dan jika lelah hendaknya beristirahat di lokasi yang telah disiapkan," kata dia.***2***
Polda Sumbar petakan 13 titik lokasi macet saat Idul Fitri
29 Mei 2019 02:45 WIB
Direktur Lalu Lintas Polda Sumbar Kombes Pol Nurhandono (ANTARA SUMBAR/ Mario Sofia Nasution)
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: