Sampit (ANTARA) - Kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) selama Ramadhan sudah mengangkut 6.781 penumpang dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menuju beberapa kota di Pulau Jawa.

"Sejak awal Ramadhan hingga H-9 lebaran, sudah 6.781 penumpang yang diberangkatkan dari Pelabuhan Sampit," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Selasa.

Dharma Lautan Utama mengoperasikan dua kapal yaitu KM Kirana I dan Kirana III untuk melayani keberangkatan dari Pelabuhan Sampit menuju Semarang dan Surabaya. Selain mengangkut penumpang, kapal jenis roro itu mengangkut kendaraan.

Hendrik menyebutkan, hingga H-9 lebaran tercatat jumlah penumpang naik sebanyak 6.781 orang, sepeda motor 230 unit, kendaraan keluarga 57 unit dan kendaraan pengangkut logistik 68 unit.

Dia bersyukur karena sejauh ini tidak ada kendala yang berarti. Dia berharap penyelenggaraan arus mudik Lebaran tahun ini berjalan aman dan lancar sehingga pemudik bisa tiba di kampung halaman dengan selamat. Hendrik memastikan pihaknya akan melayani penumpang dengan sebaik-baiknya.

Penumpang yang ingin mudik menggunakan jasa kapal mereka menuju Surabaya maupun semarang, diharapkan segera membeli tiket selama masih tersedia.

"Sebelum Lebaran ini, kami masih ada empat call (keberangkatan). Besok pagi ada keberangkatan kapal pukul 10.00 WIB," tambah Hendrik.

Jenis kapal roro membuat Dharma Lautan Utama memiliki pangsa pasar tersendiri, yaitu mengangkut kendaraan. Memasuki musim mudik Lebaran ini, jumlah penumpang yang membawa kendaraan bertambah banyak, khususnya penumpang yang mudik membawa sepeda motor dan mobil keluarga.

Tarif angkut kendaraan roda dua pada musim arus mudik 2019 ini naik dari Rp450.000 menjadi Rp525.000 per unit, sedangkan tarif angkut mobil minibus pribadi juga naik yakni dari Rp3 juta menjadi Rp3.750.000 per unit.

Kenaikan tarif tiket kendaraan tidak menyurutkan minat warga untuk mudik membawa kendaraan pribadi mereka. Hal itu terbukti dari tetap tingginya jumlah kendaraan yang diangkut dalam setiap keberangkatan.

"Tarif kendaraan belum termasuk pengemudinya. Pengemudi tetap bayar sesuai dengan harga tiket penumpang. Tarif itu sudah kami umumkan sehingga calon penumpang sudah tahu," kata Hendrik.

Saat ini jumlah penumpang terus meningkat. Hendrik mengaku senang karena masyarakat makin memahami faktor kenyamanan sehingga mereka mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan penumpang, apalagi tiket sudah dijual sejak menjelang bulan suci Ramadhan.

Untuk memudahkan penumpang saat di terminal penumpang, PT Dharma Lautan Utama memasang mesin "check in" mandiri sehingga penumpang tidak perlu antre di loket. Penumpang bisa melakukan sendiri proses "check in" tiket melalui mesin tersebut.

Baca juga: Pelni sudah berangkatkan 5.621 penumpang dari Pelabuhan Sampit
Baca juga: Tiket kapal Sampit-Semarang berangkat 1 Juni habis terjual