Jakarta (ANTARA News) - PT Elnusa pada 2008 telah mengantongi nilai proyek sekitar Rp100 miliar untuk 20 proyek, salah satunya proyek yang akan digarap dalam waktu dekat ini, yakni proyek seismik di Brunei dengan nilai kontrak 15,36 juta dolar AS. "Kontrak ini merupakan bagian dari rencana perseroan mengembangkan kegiatan usaha geoscience/seismik di manca negara. Sebab, potensi bisnis seismik ini sangat terbuka bagi perseroan karena banyaknya wilayah kerja yang akan dibuka pada wilayah perairan (transition zone dan marine)," kata Direktur Utama (Dirut) Elnusa, Eteng A. Salam, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, dengan nilai kontrak tersebut, maka perseroan menargetkan pendapatan 2008 meningkat 10 persen dibandingkan pendapatan tahun 2007 yang mencapai Rp2 triliun. "Untuk kinerja 2007 'not to bad', pendapatan naik 12 persen menjadi Rp2 triliun dibandingkan pendapatan di akhir tahun 2006 Rp1,785 triliun. Sementara laba bersih naik 27 persen menjadi Rp105 miliar dibandingkan laba bersih tahun 2006 Rp82,677 miliar," ujarnya. Ia menilai, kontrak tersebut potensial karena para pelanggan memerlukan data geologi di bawah permukaan untuk mengetahui keberadaan migas serta besarnya kandungan migas. Untuk itu, perseroan berencana untuk berinvestasi di alat perekam "seismic marine" dan "seismic transition zone" untuk meraih peluang tersebut. Dengan nilai investasi pengadaan alat sekitar 40 juta dolar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, mengenai rencana "go public" yang dilakukan dalam waktu dekat ini, Elnusa akan mengadakan paparan publik penetapan kisaran harga saham perseroan tanggal 8 Januari 2008. Elnusa akan mencatatkan 1,460 miliar lembar saham atau setara dengan 20 persen di lantai bursa pada 4 Februari 2008. Anak usaha Pertamina ini akan menawarkan saham dengan nominal Rp100. Perseroan berharap mendapatkan pernyataan efektif untuk IPO diharapkan bisa diperoleh pada 22 Januari 2008. Masa penawaran selanjutnya akan dilaksanakan pada 25-29 Januari 2008. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Mandiri Sekuritas. Rencananya, dana hasil IPO itu akan digunakan untuk membiayai pembelian barang modal yang mendukung bisnis utama (40 persen), pengembangan dan perluasan aktivitas anak usaha dan perusahaan asosiasi (15 persen), membayar utang (20 persen) dan modal kerja (25 persen). Elnusa adalah perusahaan jasa migas terintegrasi dan jasa penunjang migas. Saat ini komposisi kepemilikan saham Elnusa adalah Pertamina (51,38 persen), PT Tridaya Esta (46,44 persen), PT Danareksa Daiwa NIF Ventures (1,46 persen), PT Danareksa (persero) (0,49 persen), Karyawan Elnusa (0,15 persen), Yayawan Tabungan Hari Tua karyawan Elnusa (0,07 persen) dan Koperasi Karyawan Elnusa (0,01 persen). (*)