Program studi peternakan UMM pamerkan produk pakan inovatif
27 Mei 2019 18:09 WIB
Mahasiswa Program Studi Ilmu Peternakan UMM menunjukkan karya pakan ternak inovatif didampingi dosen pengampu Prof Dr Indah Prihantini (baju pink) di sela pameran, belum lama ini. (Endang Sukarelawati)
Malang (ANTARA) - Program Studi Ilmu Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menggelar pameran sejumlah produk pakan dan formula inovatif, mulai dari formula penggemuk sapi, permen sapi, penggemuk unggas, hingga pakan yang dapat meningkatkan produktivitas susu sapi.
Salah satu produk inovatif pakan ternak yang dipamerkan adalah formula penggemuk hewan yang diberi label "Murcel" yaitu murah cepet lemu atau murah cepat gemuk, untuk ternak sapi karya Bambang Sugiono, mahasiswa semester empat.
"Produk pakan ternak ini juga sudah dilakukan beberapa tes dan pengujian langsung pada hewan ternak (sapi) dan hasilnya cukup memuaskan," kata Bambang Sugiono, inisiator produk formula penggemuk hewan Murcel di Malang, Jawa Timur, Senin.
Ia mengaku sangat senang, meski ia baru menginjak semester 4, tapi sudah mampu membuat produk pakan ternak yang bisa sedikit menjawab keresahan yang dialami peternak mengenai hewan ternaknya.
Beragam produk inovatif mahasiswa yang dipamerkan tersebut, terintegrasi dengan mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan UMM. Inovasi-inovasi yang ditemukan itu berangkat dari keresahan yang dialami oleh mahasiswa dan peternak terhadap pakan yang beredar di pasaran dan kurang efektif.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan dengan memberikan Murcel dua kali sehari, berat badan sapi mampu meningkat 1 kilogram per hari. Selain cukup efektif, harga Murcel yang dipatok juga tergolong cukup murah, yakni Rp 6000 per kilo.
Bambang mengaku bahwa ia memanfaatkan momen Hari Raya Idul Adha untuk memasarkan produknya sekaligus membantu mengatasi masalah hewan yang akan dijadikan qurban, terutama dalam ukuran dan berat.
Sementara itu, Prof Dr Indah Prihartini, selaku dosen pengampu mata kuliah dan pencetus pameran karya inovatif mahasiswa mengaku akan terus melakukan riset dalam pengembangan produk. Selain itu, pameran ini juga sebagai sarana agar mahasiswa serius dalam membuat produk sekaligus belajar berwirausaha.
"Kami terus mendorong mahasiswa agar lebih kreatif dan kreativitas mereka yang diwujudkan dalam berbagai produk ini juga diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)," ucapnya.
Meski berstatus mahasiwa semester empat, kata Indah, mereka mampu menciptakan produk pakan ternak yang inovatif dengan harga jual di bawah harga pasaran. Tak boleh ditinggalkan, berbagai produk buatan mahasiswa ini punya kualitas yang tidak kalah, bahkan cenderung lebih baik.
Indah mengemukakan nantinya nilai dari inovasi mahasiswa tersebut diakumulasi dan akan menjadi nilai dari tugas akhir mereka untuk mata kuliah Ilmu Teknologi Pakan. Selain itu, kegiatan ini juga secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk dapat belajar bagaimana cara berwirausaha dengan baik.
"Meski produk yang dihasilkan mahasiswa ini hanya sebagai pembuktian untuk menilai keahliannya sebagai tugas akhir. Proyek dalam rangka tugas akhir ini sebagai jawaban bahwa mahasiswa tidak hanya bisa berteori, melainkan mampu membuktikan keahliannya di bidang peternakan," kata Indah.
Dosen yang menginisiasi tugas akhir mahasiswa dengan produk nyata ini mengatakan mahasiswa mempunyai imajinasi yang liar dan harus difasilitasi. Hasilnya banyak sekali produk makanan ternak yang tidak terbayang sebelumnya.
Indah yang juga dosen mata kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Non-Ruminansia itu menyatakan mahasiswa tidak boleh menahan-nahan imajinasinya, namun harus dipacu untuk berani mengeluarkan semuanya agar mengguncang dunia.
"Semua potensi yang ada pada mahasiswa harus difasilitasi dan dikeluarkan, bahkan produk-produk yang dihasilkan mereka juga harus dibantu untuk kemasannya dan penyempurnaanya agar bisa laku di pasaran," kata guru besar UMM yang dikenal kaya penelitian dan pengabdian ini.
Salah satu produk inovatif pakan ternak yang dipamerkan adalah formula penggemuk hewan yang diberi label "Murcel" yaitu murah cepet lemu atau murah cepat gemuk, untuk ternak sapi karya Bambang Sugiono, mahasiswa semester empat.
"Produk pakan ternak ini juga sudah dilakukan beberapa tes dan pengujian langsung pada hewan ternak (sapi) dan hasilnya cukup memuaskan," kata Bambang Sugiono, inisiator produk formula penggemuk hewan Murcel di Malang, Jawa Timur, Senin.
Ia mengaku sangat senang, meski ia baru menginjak semester 4, tapi sudah mampu membuat produk pakan ternak yang bisa sedikit menjawab keresahan yang dialami peternak mengenai hewan ternaknya.
Beragam produk inovatif mahasiswa yang dipamerkan tersebut, terintegrasi dengan mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan UMM. Inovasi-inovasi yang ditemukan itu berangkat dari keresahan yang dialami oleh mahasiswa dan peternak terhadap pakan yang beredar di pasaran dan kurang efektif.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan dengan memberikan Murcel dua kali sehari, berat badan sapi mampu meningkat 1 kilogram per hari. Selain cukup efektif, harga Murcel yang dipatok juga tergolong cukup murah, yakni Rp 6000 per kilo.
Bambang mengaku bahwa ia memanfaatkan momen Hari Raya Idul Adha untuk memasarkan produknya sekaligus membantu mengatasi masalah hewan yang akan dijadikan qurban, terutama dalam ukuran dan berat.
Sementara itu, Prof Dr Indah Prihartini, selaku dosen pengampu mata kuliah dan pencetus pameran karya inovatif mahasiswa mengaku akan terus melakukan riset dalam pengembangan produk. Selain itu, pameran ini juga sebagai sarana agar mahasiswa serius dalam membuat produk sekaligus belajar berwirausaha.
"Kami terus mendorong mahasiswa agar lebih kreatif dan kreativitas mereka yang diwujudkan dalam berbagai produk ini juga diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)," ucapnya.
Meski berstatus mahasiwa semester empat, kata Indah, mereka mampu menciptakan produk pakan ternak yang inovatif dengan harga jual di bawah harga pasaran. Tak boleh ditinggalkan, berbagai produk buatan mahasiswa ini punya kualitas yang tidak kalah, bahkan cenderung lebih baik.
Indah mengemukakan nantinya nilai dari inovasi mahasiswa tersebut diakumulasi dan akan menjadi nilai dari tugas akhir mereka untuk mata kuliah Ilmu Teknologi Pakan. Selain itu, kegiatan ini juga secara tidak langsung mengajarkan mereka untuk dapat belajar bagaimana cara berwirausaha dengan baik.
"Meski produk yang dihasilkan mahasiswa ini hanya sebagai pembuktian untuk menilai keahliannya sebagai tugas akhir. Proyek dalam rangka tugas akhir ini sebagai jawaban bahwa mahasiswa tidak hanya bisa berteori, melainkan mampu membuktikan keahliannya di bidang peternakan," kata Indah.
Dosen yang menginisiasi tugas akhir mahasiswa dengan produk nyata ini mengatakan mahasiswa mempunyai imajinasi yang liar dan harus difasilitasi. Hasilnya banyak sekali produk makanan ternak yang tidak terbayang sebelumnya.
Indah yang juga dosen mata kuliah Ilmu Nutrisi Ternak Non-Ruminansia itu menyatakan mahasiswa tidak boleh menahan-nahan imajinasinya, namun harus dipacu untuk berani mengeluarkan semuanya agar mengguncang dunia.
"Semua potensi yang ada pada mahasiswa harus difasilitasi dan dikeluarkan, bahkan produk-produk yang dihasilkan mereka juga harus dibantu untuk kemasannya dan penyempurnaanya agar bisa laku di pasaran," kata guru besar UMM yang dikenal kaya penelitian dan pengabdian ini.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: