London (ANTARA News) - Baru satu pekan setelah pembunuhan mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan, Benazir Bhutto, seorang ulama garis keras di negeri itu mengeluarkan peringatan "mengerikan" terhadap putera dan ahli waris politiknya, Bilawal Bhutto Zardari, sebagai target pembunuhan saat ini. "Bilawal telah menjadi sasaran bagi orang yang membunuh Benazir Bhutto. Partai Rakyat Pakistan (PPP) harus memberikan perlindungan tambahan padanya dan menjaga keamanannya," kata Maulana Mohaya Irshad, yang mengaku senang menjadi seorang pembom bunuh diri, sebagaimana dikutip oleh laporan media di London, Inggris. Ulama berjenggot berusia 24 tahun itu, yang mengeluarkan peringatan Rabu malam di Masjid Lal di Islamabad tempat operasi tentara Juli 2007 dan menyebabkan 100 orang lebih tewas, menyatakan: "Saya tidak tahu kelompok mana yang membunuh Bhutto". Benazir Bhutto tewas dalam serangan bersenjata dan bom bunuh diri pada 27 Desember 2007, setelah ia berpidato dalam kampanye pemilu di Rawalpindi, Pakistan. "Pada waktu itu, saya tidak tahu banyak mengenai Bilawal. Saya hanya tahu ia seorang liberal dan yang menyimpang dari Islam. Muslim yang sebenarnya tidak akan mengizinkan dia menentang Islam," kata Maulana Irshad, yang menyebut dirinya "Taliban fanatik", seperti dikutip oleh situs Internet Sun. Muslim yang "benar" akan ngeri melihat citra Bilawal berpakaian layaknya setan dengan menggandeng anak perempuan cantik pada satu pesta di Oxford University, kata ulama itu. Bilawal (19) sejak awal pekan ini bermukim di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), yang selama ini juga menjadi lokasi pengasingan diri ibunya selepas menjadi PM Pakistan. Selain itu, ia mendapat perlindungan 24 jam di Universitas Oxford, Inggris, tempatnya akan memulai lagi studi sejarah tahun pertama di Christ Church College pada pekan depan. Juru bicara kementerian dalam negeri Pakistan, Brigadir Javed Iqbal Cheema, sebagaimana dikutip oleh harian Sun mengatakan: "Bilawal sekarang menjadi seorang pemimpin penting, sehingga ia pasti mendapat ancaman dari teroris. Saya kira PPP-nya akan memberikan perlindungan tambahan atasnya. Kami dapat juga membantu mereka dengan keamanan." Sekretaris informasi PPP, Farzana Raja, mengatakan: "Saya jelas mengkhawatirkan mengenai keselamatan Bilawal. Kami tahu ia mungkin akan menjadi target. Pemerintah Inggris tahu bagaimana pentingnya Bilawal sehingga mereka akan meyakinkan ia aman." (*)