Boediono: Pemerintah Perhatikan Beban Industri Akibat Kenaikan Minyak
4 Januari 2008 17:24 WIB
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Boediono, mengemukakan bahwa pemerintah memahami adanya beban tambahan yang ditanggung pelaku industri, akibat kenaikan harga minyak dunia yang sempat menyentuh 100 dolar Amerika Serikat (AS) per barel.
"Itu merupakan salah satu isu yang terus kita lihat," katanya di Jakarta, Jumat.
Boediono mengatakan hal itu menanggapi upaya pemerintah mendorong pergerakan sektor riil yang lebih cepat dan membantu industri menekan beban akibat kenaikan harga minyak mentah dunia.
Menurut Boediono, pemerintah juga akan terus meningkatkan program konversi energi termasuk konversi minyak tanah ke gas elpiji oleh rumah tangga pada 2008 ini.
"Konversi minyak tanah ke elpiji kita teruskan. Semua akan kita tingkatkan," ujarnya.
Berkaitan dengan pengaruhnya terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2008, Boediono sebelumnya mengatakan, harga minyak dunia bergerak naik dan turun, harga saat ini akan berbeda dengan harga nanti.
"Ini kan baru beberapa hari setelah tahun baru 2008, masih ada lebih dari 360 hari yang harus kita lihat lagi. Perjalanan kita masih panjang," katanya.
Mengenai permintaan sejumlah kalangan, agar pemerintah tegas menggerakkan sektor riil, Boediono mengatakan, tidak benar bahwa sektor riil hingga saat ini masih mandek.
"Sektor riil sudah bergerak dan akan kita percepat lagi, pertumbuhan ekonomi 6,3 persen (laporan Departemen Keuangan) itu kan lumayan, dibandingkan negara lain seperti Malaysia dan Thailand," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008
Tags: