Jakarta (ANTARA) - Pengamat transportasi dari Universitas Soegijapranata Semarang, Jawa Tengah, Djoko Setijowarno mengatakan bahwa kapasitas mudik untuk moda transportasi kapal laut perlu ditambah karena diprediksi terjadi peningkatan sebagai imbas meningkatnya harga tiket pesawat.
"Sejak melambungnya harga tiket pesawat udara, banyak warga yang akan mudik beralih memakai moda transportasi selain pesawat udara, seperti angkutan laut salah satunya," kata Djoko Setijowarno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pada saat mudik tahun ini pasti akan ada kenaikan pengguna moda kapal laut sehingga penting pula untuk terus meningkatkan keselamatan di angkutan laut.
Ia berpendapat bahwa angkutan laut adalah moda yang paling sering terjadi kecelakaan transportasi, selain angkutan darat, meski tidak menimbulkan korban yang cukup besar.
Namun, lanjutnya, ketika menjadi pilihan angkutan mudik dan regulator tidak banyak berubah, diperkirakan korban akan berjatuhan.
"Ketersediaan instrumen navigasi, pelampung, sekoci, dan lain sebagainya dalam suatu kapal harus terpenuhi. Manifes penumpang yang masih ada ketidaksesuaian harus mulai dibenahi. Oleh sebab itu, pengawasan terhadap keselamatan angkutan laut di saat mudik lebaran tahun ini perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah," tegas Djoko.
Selain itu, ujar dia, berbagai pihak terkait juga harus melakukan penambahan kapal baik secara frekuensi maupun jumlah armadanya dinilai perlu dikalkulasi lagi.
Sejumlah perantau yang berasal dari Kalimantan diperkirakan paling banyak menggunakan kapal laut menuju Pulau Jawa akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang dan Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Pada 2018, dioperasikan 1.293 kapal dengan kapasitas angkut 3.419.270 penumpang. "Tentunya tahun ini kebutuhan akan kapal laut bisa lebih melonjak tajam untuk rute tertentu," kata Djoko.
Baca juga: 33 BUMN siapkan 35.505 tiket mudik gratis dengan kapal Pelni
Baca juga: Pelindo: jumlah penumpang kapal laut bakal melonjak
Pengamat: kapasitas mudik moda kapal laut perlu ditambah
27 Mei 2019 13:09 WIB
Pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno. (Dokumentasi Pribadi)
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: