Jakarta (ANTARA) - Charles Leclerc bersumpah untuk menghadapi risiko apa pun di kampung halamannya dalam Grand Prix Monako dan pebalap muda Ferrari itu paling tidak telah mewujudkan kata-katanya itu Minggu.

Sayang pebalap berusia 21 tahun itu tidak mendapatkan apa yang dia harapkan. Leclerc menjadi satu-satunya pebalap yang dipaksa mundur dari sirkuit, padahal tinggal seperempat perjalanan.

"Saya akan menempuh semua risiko...saya sungguh telah mengambil risiko," kata dia yang justru mencatat waktu tercepat pada latihan terakhir Sabtu pekan lalu kepada wartawan setelah harus menerima kenyataan start pada urutan 15.

Baca juga: Hamilton amankan "pole position" dan pecahkan rekor putaran GP Monaco

Posisi grid yang rendah adalah buah dari blunder strategi Ferrari, Sabtu itu, di mana tim Italia ini memutuskan tidak menurunkan dia dalam satu lap lagi dalam fase pertama kualifikasi.

Di bawah tatapan Pangeran Albert dari Kerajaan Monako, Leclerc tercecer di urutan start lima terbawah sehingga tidak punya harapan menyamai prestasi pebalap Monako Louis Chiron yang naik podium 1950 sebagai urutan ketiga.

Mulanya dia berhasil menyalip pebalap McLaren Lando Norris, kemudian pebalap veteran Prancis Romain Grosjean yang mengendarai Haas. Tapi ketika Leclerc berusaha melakukan hal yang sama kepada pebalap Renault Nico Hulkenberg, pebalap Jerman ini tak memberi ruang. Ferrari kemudian menabrak dinding sebelah kanan. Ban pun sobek sehingga membahayakan Leclerc sampai harus dituntun mobil pengaman.

"Mustahil berkendara dalam kecepatan normal. Saya kira kerusakannya terlalu parah," kata Leclerc seperti dikutip Reuters. "Kami tidak memulai dari yang ingin kami mulai, kami tak mengakhiri di tempat kami ingin akhiri."

Ferrari terselamatkan setelah Sebastian Vettel finis urutan kedua di belakang pebalap Mercedes Lewis Hamilton.

Baca juga: Hamilton puncaki podium GP Monaco 2019