Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Prof Hamka Haq mengingatkan bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, untuk "tabayun" atau mengonfirmasi setiap informasi yang diragukan asal-usulnya, guna menghindari konflik.

"Setiap orang agar menghargai perbedaan pendapat. Tidak boleh mencela dan mengolok-olok pihak lain. Jauhi berprasangka buruk, apalagi menuduh. Hindari opini-opini yang mendorong keonaran," kata Prof Hamka Hak pada diskusi "Pesan Perdamaian dalam Alquran" di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu.

Bamusi adalah salah satu Ormas PDI Perjuangan yang berbasis agama Islam.

Hamka Haq juga mengingatkan umat Islam untuk berpegang pada Alquran sebagai pedoman dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, serta menahan diri dari tindakan-tindakan yang memberikan dampak modharat atau merugikan.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menambahkan, dalam Alquran, ada ayat iqra yang menganjurkan umat Islam untuk membaca. Hasto meyakini membaca Alquran itu substansinya tidak hanya berbicara tentang teks, tetapi konteks di baliknya.

Hasto juga mengajak semua pihak untuk membaca suasana kebatinan rakyat saat ini. "Pesan dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Ibu Megawati Soekarnoputri, bahwa tujuan berbangsa dan bernegara adalah persatuan dan perdamaian," katanya.

Menurut dia, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang religius, sejak awal kemerdekaan sudah sepakat bahwa perbedaan di antara warga negara Indonesia adalah anugerah. "Mari kita bersama-sama menjadikan kehidupan beragama dan bermasyarakat guna mewujudkan persaudaraan dan persatuan," katanya.

Sementara itu, pakar tafsir Alquran dari Universitas Hamka Jakarta Izza Rahma Nahrowi, menyayangkan, adanya pihak-pihak yang memanfaatkan ayat Alquran untuk kepentingan pribadi, yakni mengutip ayat Alquran untuk memprovokasi umat Islam berperang.

"Jika pihak-pihak tertentu itu tidak mengutip ayat-ayat Alquran, maka umat Islam tidak akan terpengaruh untuk berperang," katanya.

Izza Rahma menjelaskan, dalam Alquran menjelaskan bahwa jihad selalu di jalan Allah, lurus, dan tujuannya untuk kebenaran, bukan untuk kepentingan politik, kekuasaan, dan kepentingan keduniawian lainnya. "Makna jihad itu selalu positif. Kalau jihad dimaknai secara keliru maka menyalahi konsep perjuangan di jalan Allah," katanya.

Izza Rahma juga mengingatkan, ada perbedaan di tengah masyarakat, adanya perbedaan pilihan politik, harus disikapi secara positif dan bijaksana.