Tanggamus, Lampung (ANTARA) - Wisata Alam Kali Mancingan dan Curug Kura Mas di Dusun Kuyung Arang, Pekon Sedayu, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Lampung menjadi objek wisata alam alternatif yang mempesona dengan keindahan alami lingkungan sekitarnya.

Menurut Supri Yanto, aktivis lingkungan dan pegiat pengembangan wisata alam Lampung, di Bandarlampung, Minggu, beberapa hari lalu di sela kegiatan bersama kelompok masyarakat menyempatkan mengunjungi objek wisata alam Kali Mancingan dan Curug Kura Mas yang terletak di Dusun Kuyung Arang, Pekon Sedayu, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus itu.

Akses jalan untuk menuju ke lokasi kawasan wisata alam itu, dari poros jalan Sanggi Bengkunat kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) sekitar 1 km atau ditempuh dengan berjalan kaki sekitar 15 menit.

Kendaraan roda empat bisa digunakan hingga ujung dusun (300 meter), dan jika menggunakan kendaraan bermotor bisa menempuh setengah perjalanan kalau kondisi jalan cukup kering.

Kali Mancingan dan Curug Kura Mas secara administratif terletak di dalam kawasan hutan lindung Register 31 wilayah kelola KPHL Kota Agung Utara dan berbatasan langsung dengan TNBBS.

Kondisi hutan di sekitar lokasi ini masih terjaga, sehingga aliran sungai terlihat begitu jernih mengalir di atas lapisan batu hitam.

Menurut warga sekitar setiap malam sering terdengar suara seperti alunan irama musik atau kendang.

Setelah ditelusuri kemungkinan suara tersebut berasal dari lubang-lubang kecil di sepanjang aliran sungai setempat.

Perjalanan menuju Curug Kura Mas dengan berjalan kaki menelusuri aliran sungai kurang lebih 300 meter di atas hamparan batu hitam.

Curug dengan ketinggian 10 meter ini dikelilingi tebing batu dengan suasana alam yang masih alami.

Di bawah air terjun kecil ini, kita bisa merasakan seperti berdiri di atas aspal jalanan, mengingat seluruh bagian bawah ini tidak seperti air terjun pada umumnya.

Curug Kura Mas dinamai oleh warga di sini, karena konon menurut cerita pernah ditemukan kura-kura berwarna emas.

"Keindahan bentang alam hutan ini bisa dijadikan rekomendasi sebagai tempat wisata alternatif bagi masyarakat sekitar yang menawarkan banyak kelebihan, karena sifatnya yang alami, relatif murah dan tentu saja ramah lingkungan," ujar Supri Yanto pula.

Baca juga: Lampung akan promosikan wisata milenial pascatsunami

Baca juga: Bupati Way Kanan ajak berwisata ke Gedungbatin

Baca juga: Menerawang keindahan Pahawang