Medan (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara Prof Dr Badaruddin, MA menyarankan kepada masyarakat maupun para pendukung calon presiden, dalam menyampaikan aspirasi di Kantor Bawaslu Sumut harus bersikap santun, tetap menjaga persatuan dan kesatuan.

"Sikap sopan dan santun yang ditunjukkan para pengunjuk rasa itu, tentu saja akan menimbulkan rasa hormat dan simpati bagi aparat keamanan yang sedang bertugas," kata Badaruddin, di Medan, Jumat.

Para pengunjuk rasa dan petugas keamanan, menurut dia, haruslah saling harga menghargai dan jangan ada menimbulkan rasa permusuhan.

Selain itu, para pengunjuk rasa dan petugas keamanan harus dapat memberikan contoh yang baik di masyarakat.

Pengunjuk rasa dengan aparat keamanan itu, bukanlah saling bermusuhan, namun harus tetap menjaga hubungan silaturahim dengan baik diantara mereka.

"Aparat keamanan dengan pengunjuk rasa (masyarakat) merupakan mitra dalam menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas)," ujar Badaruddin.

Ia berharap kepada petugas keamanan jangan mudah terpancing emosi dengan apa yang dilakukan para pengunjuk rasa tersebut, dan sepanjang mereka tidak melakukan hal-hal yang negatif atau merugikan.

"Pengunjuk rasa yang menyampaikan aspirasi itu, juga diatur dalam ketentuan undang-undang dan hal tersebut merupakan proses dalam demokrasi di tanah air ini," ucap mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Badaruddin juga menyarankan kepada pengunjuk rasa dan masyarakat agar jangan sampai terjadi di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ini maupun di Kota Medan seperti pada peristiwa di Jakarta 22 Mei 2019.

Hal ini benar-benar memprihatinkan, karena adanya jatuh korban.

Apalagi, selama ini Provinsi Sumut dikenal kekondusifan daerah tersebut. Masyarakat Sumut selama ini juga memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang cukup tinggi, tetap kokoh, serta tidak mudah goyah.

"Kebhinekaan di daerah Sumut harus tetap terjaga dengan baik. Hal tersebut harus dipertahankan demi terwujudnya NKRI," kata Guru Besar FISIP USU itu.