Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan penurunan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2008 tidak perlu dikhawatirkan, karena perekonomian nasional sudah pada arah yang benar dengan fundamental terus menguat dan terbukti mampu bertahan dari berbagai gejolak ekonomi dunia. "Laporan mengenai capaian kinerja pasar modal kita itu mencerminkan banyak hal. Yang jelas arah pembangunan ekonomi paska krisis sudah pada arah yang benar. Fundamental ekonomi makin baik karena bisa meredam gejolak dari luar seperti kasus subprime mortgage dan kenaikan harga minyak dunia," kata Presiden di Jakarta, Rabu. Dengan kemampuan ekonomi seperti itu, Presiden mengatakan bahwa ramalan mengenai melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia tidak akan terlalu berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia, karena ekonomi Indonesia saat ini sudah mampu berjalan dengan lebih baik. "Ramalan mengenai economic slow down harus diantisipasi, tetapi jangan terlalu cemas, sebab prospek ekonomi Indonesia 2008 tetap positif, tetap baik. Dampak kasus subprime mortgage hampir tidak ada pengaruhnya yang dianggap mengganggu. Pengaruh harga minyak, jangan lupa Indonesia juga negara produsen minyak yang membuat pengaruh kenaikan harga minyak ada plus minusnya bagi kita," kata dia usai membuka perdagangan saham hari pertama di tahun 2008 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mengenai pengaruhnya pada kinerja ekspor nasional, Presiden menyatakan juga tidak perlu dikhawatirkan karena produk pertanian dan pertambangan Indonesia masih memiliki daya saing yang cukup baik, begitu pula mengenai arus investasi asing. Presiden mengatakan, pertumbuhan perekonomian dunia diperkirakan akan turun dari 5,2 persen pada tahun 2007 menjadi 4,8 pada tahun 2008 sehingga pemerintah harus mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional dan segera mencari peluang untuk mengatasi pelambatan itu. Ada tiga peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mengatasi penurunan pertumbuhan ekonomi dunia yaitu, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional yang positif saat ini, mendorong pembangunan infrastruktur yang bisa menggerakkan sektor ekonomi lain dan menjaga kestabilan makro ekonomi. Presiden juga menyatakan dalam tahun 2008 ini ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi yaitu upaya untuk memelihara momentum pertumbuhan dari pengaruh inflasi yang bersumber dari barang energi dan makanan, memelihara kelanjutan reformasi, dengan terus gigih melaksanakan reformasi dan membangun demokrasi, memelihara ekspor dan produk industri, menjaga ketepatan anggaran agar efektif dan mempersiapkan antisipasi bencana alam.(*)