Transportasi daring di Surabaya berkontribusi Rp2,2 triliun per tahun
24 Mei 2019 13:23 WIB
Wakil Kepala LD FEB Ul, Dr Paksi CK Walandouw saat menjelaskan hasil penelitiannya di Surabaya, Jumat (24/5) (Antara Jatim/ A Malik Ibrahim)
Surabaya (ANTARA) - Keberadaan transportasi daring, Gojek memberikan kontribusi sebesar Rp2,2 triliun per tahun bagi perkembangan ekonomi Kota Surabaya selama tahun 2018, sesuai hasil penelitian Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
Wakil Kepala LD FEB Ul, Dr Paksi CK Walandouw kepada wartawan di Surabaya, Jumat mengatakan perhitungan kontribusi ekonomi itu berasal dari selisih pendapatan mitra Gojek dari sebelum hingga setelah mereka bergabung sebagai mitra.
Ia mengatakan, penelitian yang dilakukan mencakup mitra dari empat layanan Gojek, yaitu layanan roda-dua Goride, layanan roda empat Gocar, Gofoof, dan Golife.
"Hasil riset di Surabaya ini merupakan bagian dari riset yang bertajuk 'Dampak Gojek terhadap perekonomian Indonesia pada Tahun 2018'," katanya.
Paksi mengatakan, studi serupa pernah dilakukan dan menunjukkan kontribusi Gojek dari dua layanan roda dua dan UMKM di Surabaya mencapai Rp390 miliar.
"Kontribusi tahun ini semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi khususnya ke perekonomian daerah," katanya.
Sedangkan Gojek sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia, juga telah menunjukkan bagaimana inovasi teknologinya dapat memperluas peluang penghasilan bagi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakangan pendidikan dan usia.
Secara rinci, untuk kontribusi Goride mencapai Rp253 milliar, Gocar menyumbang Rp291 milliar, UMKM atau Gofood Rp1,6 triliun, dan mitra Golife (Goclean dan Gomassage) kontribusinya Rp69 milliar.
Sementara itu, untuk penghasilan rata-rata mitra Goride di Surabaya sebesar Rp3,1 juta, dan Gocar Rp5,8 juta, serta mitra Golife sebesar Rp4 juta.
Baca juga: Asosiasi pengusaha dukung Klik GO patahkan dominasi Gojek-Grab
Baca juga: Organda pantau efek kenaikan tarif transportasi daring di Jakarta
Wakil Kepala LD FEB Ul, Dr Paksi CK Walandouw kepada wartawan di Surabaya, Jumat mengatakan perhitungan kontribusi ekonomi itu berasal dari selisih pendapatan mitra Gojek dari sebelum hingga setelah mereka bergabung sebagai mitra.
Ia mengatakan, penelitian yang dilakukan mencakup mitra dari empat layanan Gojek, yaitu layanan roda-dua Goride, layanan roda empat Gocar, Gofoof, dan Golife.
"Hasil riset di Surabaya ini merupakan bagian dari riset yang bertajuk 'Dampak Gojek terhadap perekonomian Indonesia pada Tahun 2018'," katanya.
Paksi mengatakan, studi serupa pernah dilakukan dan menunjukkan kontribusi Gojek dari dua layanan roda dua dan UMKM di Surabaya mencapai Rp390 miliar.
"Kontribusi tahun ini semakin besar, hal ini menunjukkan bahwa teknologi mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi khususnya ke perekonomian daerah," katanya.
Sedangkan Gojek sebagai pemain utama industri teknologi di Indonesia, juga telah menunjukkan bagaimana inovasi teknologinya dapat memperluas peluang penghasilan bagi seluruh lapisan masyarakat dari berbagai latar belakangan pendidikan dan usia.
Secara rinci, untuk kontribusi Goride mencapai Rp253 milliar, Gocar menyumbang Rp291 milliar, UMKM atau Gofood Rp1,6 triliun, dan mitra Golife (Goclean dan Gomassage) kontribusinya Rp69 milliar.
Sementara itu, untuk penghasilan rata-rata mitra Goride di Surabaya sebesar Rp3,1 juta, dan Gocar Rp5,8 juta, serta mitra Golife sebesar Rp4 juta.
Baca juga: Asosiasi pengusaha dukung Klik GO patahkan dominasi Gojek-Grab
Baca juga: Organda pantau efek kenaikan tarif transportasi daring di Jakarta
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: