Jakarta (ANTARA) - Permintaan Bus Damri naik 10 persen disebabkan salah satu faktornya perpindahan penumpang pesawat ke moda darat didorong melonjaknya harga tiket pesawat beberapa bulan terakhir ini.

“Ada sedikit lonjakan pada permintaan bus Antarkota Antarprovinsi sekitar 10 persen karena tiket pesawatnya yang melonjak,” kata Direktur Utama Perum Damri Setia N. Milatia Moemin dalam Temu Media di Jakarta, Jumat.

Namun, Setia berharap permintaan akan terus bertambah pada masa mudik Lebaran mendatang. “Tapi, kami harapkan lebih tinggi lagi karena semakin mendekati Lebaran,” katanya.

Di sisi lain, karena harga tiket pesawat itu juga menurunkan jumlah penumpang dari sisi angkutan Damri ke bandara.

“Sejak tiket pesawat naik, kami mengalami sedikit penurunan di angkutan ke bandara. Penjualannya agak turun,” katanya.

Dalam masa Angkutan Lebaran tahun ini, Damri menyiapkan 150 unit bus yang juga dipersiapakan untuk operasi di Tol Trans-Jawa.

Ia juga mengantisipasi pemberlakuan satu arah (one way) oleh pemerintah yang berlangsung pada 30 Mei hingga 2 Juni 2019.

“One way harusnya kami bisa tetap menepati jadwal kami. rasanya pengemudi kami sudah tahu persis daerah yang dilewati,” katanya.

Setia melihat pemberlakuan tersebut merupakan tantangan di mana manajemen harus mempersiapkannya, terutama agar sesuai jadwal.

“Memang ini tantangan tersendiri, yang akan kami lakukan adalah manajemen armada sehingga armada akan datang tepat waktu jadi walaupun tidak tepat waktu kami punya armada cadangan yang bisa bawa langsung tanpa menunggu armada yang tadi balik,” ujarnya.

Dia menyebutkan telah menyiapkan 166 armada cadangan jika terjebak kemacetan.

Baca juga: Ini alasan kenaikan tarif Damri pemberangkatan Cikarang, Karawang dan Purwakarta