Bandung (ANTARA) - Sebanyak 10.000 pelari dari berbagai daerah di Indonesia siap mengikuti ajang lari terbesar Tanah Pasundan, Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2019, yang akan digelar di Kota Bandung pada 28 Juli 2019.
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil, Kamis, di Gedung Sate Bandung, mengapresiasi pelaksanaan ajang lari tersebut dan berharap penyelenggara menggelar ajang serupa di wilayah lain di Jawa Barat dan pada akhir tahun ini, Pemprov Jawa Barat berencana menggelar ajang lari jarak jauh di wilayah pantai Pangandaran.
“Intinya kita apresiasi, kita minta juga penyelenggaraan di Pangandaran dapat bimbingan dari penyelenggara ini. Kalau ini kan temanya kota, kalau Pangandaran temanya alam,” kata saat memberikan sambutan pada jumpa pers ajang lari tersebut.
"Apapun kegiatan yang bisa menaikan value, atau citra Jawa Barat saya dukung. Brand value bisa datang dari event, promosi, salah satunya event semacam ini," lanjutnya.
Dia bercerita bahwa pada Pocari Sweat Bandung West Java Marathon 2018, dia turut berpartisipasi pada kategori 5K. Menjadi peserta di event sebesar itu, kata dia, sangatlah menyenangkan.
Emil mendorong agar unsur- unsur kebudayaan lebih ditekankan pada penyelenggaraan tahun ini. Hal itu penting sebagai diferensiasi dengan ajang marathon lain di seluruh dunia. "Sehingga nantinya orang akan rindu dengan keunikan penyelenggaraan," katanya.
Dalam pandangan Emil, Kota Bandung memang sangat cocok sebagai lokasi digelarnya event city run. Bangunan kolonial yang unik menghadirkan atmosfer tersendiri bagi para pelari. Selain itu, Emil meminta penyelenggara mendesain medali dengan tema khas budaya Sunda.
Sementara itu Marketing Director PT Amerta Indah Otsuka, Ricky Suhendar, ajang tersebut mengusung tema The Pride of West Java Sport Tourism. Ajang lari tersebut, kata dia, bakal berpusat di Gedung Sate Bandung.
“Tahun lalu yang kedua kalinya, Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2018 diikuti oleh delapan ribu pelari. Dan tahun ini tanggal 28 Juli nanti akan hadir 10 ribu pelari di Kota Bandung,” kata Ricky.
Ada empat kategori dalam Pocari Sweat Run Bandung West Java Marathon 2019, yakni Full Marathon (FM) dengan peserta minimal 21 tahun, Half Marathon (HM) minimal usia 17 tahun, 10 Kilometer (10K) minimal usia 15 tahun, dan 5 Kilometer (5K) minimal usia 12 tahun.
Dia mengatakan bahwa sepuluh ribu tiket yang tersedia habis hanya dalam waktu 45 menit.
Menurutnya, Kota Bandung memang menjadi favorit para pelari lantaran kota tersebut dinilai ikonik dengan gedung- gedung heritage.
Dia melanjutkan bahwa pihaknya menyediakan tawaran menarik untuk peserta virtual runner –peserta yang tidak bisa datang ke Kota Bandung atau kehabisan tiket—yakni jaminan bisa mengikuti ajang tersebut pada 2020 mendatang, tanpa harus antre dan tanpa tiket.
Terkait rute, ada perbedaan dengan tahun sebelumnya yakni pada kategori half marathon. Yang mana pada tahun ini peserta tidak lagi harus melewati jembatan layang Pasupati.
Untuk kategori 10K, akan melewati jembatan Pasupati–Jalan Asia-Afrika-Jalan Wastukencana- Jalan LLRE Martadinata-finis di depan Gedung Sate yang menjadi titik start juga.
Dengan tetap mengedepankan #SAFERUNNING dan hydration point, diharapkan semua pelari terhindar dari cedera. Maka, Hydration point telah disediakan dan tersebar di beberapa titik dalam setiap 1,5 sampai 2,5 KM untuk memastikan pelari ter-hidrasi dengan baik.
"Kami sangat optimis dengan bertambahnya jumlah peserta Pocari Sweat Run Bandung akan tetap mengedepankan keamanan dan kenyamanan bagi para pelari," ucapnya.
Dia telah memastikan bahwa seluruh kesiapan ajang tersebut tidak terlepas dari dukungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan pihak-pihak yang turut serta terlibat dalam masa persiapan sampai pada akhirnya ajang tersebut bisa terselenggara.
10.000 pelari siap ikuti ajang lari terbesar Tanah Pasundan
23 Mei 2019 17:11 WIB
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengikuti Press Conference Pocari Sweat Run di Aula Barat Gedung Sate Bandung pada Kamis 23 Mei 2019. (Dok Humas Jabar)
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: