Jakarta (ANTARA) - Seorang pria berjalan masuk ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Budi Kemuliaan, Jakarta Pusat, berhenti di depan satpam dan mengeluarkan ponselnya, mengucapkan beberapa nama.

Pria itu, Andi, warga Jakarta Pusat, mencari dua temannya yang hilang sejak Rabu (22/5) dini hari.

"Namanya Eko Purbo dan Misbahun Syamsudin yang hilang itu. Terakhir ketemu saat di Wahid Hasyim, saat buka posko logistik. Buat bagi-bagi takjil, sahur, untuk acara sosial," ungkap Andi di RS Budi Kemuliaan, Kamis.

Teman Andi yang berjumlah dua orang itu tidak bisa ditemukan sejak kericuhan merebak di daerah sekitar Sarinah. Sekira lepas pukul 24.00 WIB, Eko dan Misbahun pamit pergi melihat kericuhan yang terjadi saat mereka bersiap membagikan makanan di dekat Thamrin City.

"Mungkin teman-teman menyebar, mau lihat kejadian, tapi ternyata mereka tidak bisa ditemukan sampai sekarang. Motor mereka ketemu, satu di HI, yang satu lagi di Slipi," ungkapnya.

Baca juga: Dinkes DKI: informasi data terkait kericuhan satu pintu pada gubernur
Baca juga: Sampaikan dukungan, warga beri mawar merah pada aparat keamanan

Andi sudah mendatangi ke RSUD Tanah Abang dan RSUD Tarakan untuk mencari keberadaan teman-temannya.

Dia juga berencana datang ke RS Pelni dan RS Cipto Mangunkusumo untuk menanyakan kejelasan nasib kedua temannya itu.

"Dua orang itu yang tidak jelas. Apa tertangkap, apa tertembak," ujarnya.

Andi belum berani datang ke kantor polisi karena tahu prosedur orang hilang atau penangkapan akan membutuhkan waktu.

"Kalau petugas mungkin tidak dulu. Mungkin 3x24 jam baru mereka ada kabar, karena ada BAP (Berita Acara Pemeriksaan) dan segala macam," ujarnya.

Andi mengklaim kecil kemungkinan temannya adalah bagian massa yang melakukan kericuhan di sekitar Sarinah dan Tanah Abang karena dia dan temannya datang hanya untuk berbuat amal.

"Posisi kita hanya bagi-bagi logistik saja dan mereka sebenarnya hanya ingin lihat. Rencananya kita akan sampai berbuka esok harinya, tidak tahunya ada kejadian seperti ini. Kita stop dulu, karena teman-teman pada hilang," ujarnya.

Pria itu masih akan berusaha mencari kejelasan nasib kedua temannya, meski harus berkunjung ke beberapa rumah sakit.

"Yah, kita periksa rumah sakit dulu lah. Kalau memang ada di sana, bagaimana kondisinya. Kalau tidak ada, ya kemungkinan besar ditangkap," katanya.

Baca juga: Anies sebut korban aksi 22 Mei capai 737 orang, 8 orang meninggal
Baca juga: Gerakan Indonesia Damai desak semua pihak berekonsiliasi