Jakarta (ANTARA) - Layanan kesehatan di Rumah Sakit Pelni di KS Tubun, Jakarta Barat, Kamis pagi mulai pukul 07.50 WIB kembali normal pascabentrok massa dan aparat pada 22 Mei 2019.

"Layanan sudah kita buka kembali, situasi pagi ini sudah normal," kata Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni
dr Didid Winnetouw, MPH, saat ditemui di Ruang Informasi RS Pelni.

Didid mengatakan pihaknya sempat menutup layanan kesehatan pada Rabu (22/5) kemarin sebagai langkah antisipasi. Sebanyak 61 klinik tidak melayani pasien.

Selama Rabu pihak RS Pelni memprioritaskan layanan untuk gawat darurat dan pasien tetap dengan penyakit berat seperti cuci darah (hemodialisa) dan penyakit dalam lainnya.

"Untuk pasien cuci darah ada yang datang ke sini (rumah sakit) bahkan ada yang kita jemput ke rumahnya," kata Didid.

Didid mengatakan hari biasanya RS Pelni melayani 1.500 pasien terdaftar di 61 klinik yang ada di rumah sakit tersebut. Namun sejak kejadian bentrok kemarin, aktivitas pasien belum normal meski layanan kesehatan sudah normal dibuka seperti semula.

Sesuai dengan arahan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, RS Pelni menjadi salah satu dari 10 rumah sakit yang ditunjuk sebagai rumah sakit rujukan untuk menangani korban aksi massa 22 Mei.

Pascabentrok 22 Mei, RS Pelni menerima rujukan pasien atau korban luka dari kerusuhan di kawasan tersebut sebanyak 83 orang. Dua diantaranya korban meninggal dunia.

"Sesuai arahan Dinkes DKI Jakarta, korban meninggal dunia harusnya dirujuk ke Rumah Sakit Polri," kata Didid.