Warga Ternate batal mudik karena harga tiket pesawat masih tinggi
23 Mei 2019 08:24 WIB
Menko Perekonomian Darmin Nasution memberikan keterangan pers tentang tarif batas atas tiket pesawat di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (13/5/2019). Pemerintah resmi menurunkan tarif batas atas tiket pesawat antara 12 sampai 16 persen. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/WSJ)
Ternate (ANTARA) - Warga Ternate, Maluku Utara (Malut) yang ingin mudik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah ke luar Malut, seperti ke Sulawesi, Jawa dan Papua menggunakan transportasi udara, mengeluhkan masih tingginya harga tiket pesawat.
"Pemerintah sudah menurunkan tarif batas atas harga tiket pesawat, tetapi mengapa harga tiket pesawat dari Ternate tujuan ke luar Malut masih sangat mahal," kata salah seorang warga Ternate Sartika Muale yang mengaku akan mudik Lebaran ke Surabaya di Ternate, Kamis.
Harga tiket pesawat dari Ternate ke Surabaya yang saat Lebaran tahun lalu hanya Rp1 juta lebih, pada Lebaran tahun ini mencapai Rp2,7 juta per orang, begitu pula untuk tujuan Jakarta mencapai di atas Rp3 juta, yang pada Lebaran tahun lalu hanya Rp2 juta lebih.
Menurut dia, mahalnya harga tiket pesawat itu membuat dirinya dan keluarga batal mudik Lebaran tahun ini, karena untuk beralih menggunakan transportasi laut juga kesulitan akibat jadwalnya bertepatan dengan libur bersama yang ditetapkan pemerintah.
Keterangan yang diperoleh dari sejumlah agen penjualan tiket pesawat di Ternate menyebutkan penetapan harga tiket pesawat untuk penerbangan dari dan ke Ternate menjadi kewenangan manajemen perusahaan penerbangan di pusat dan itu merupakan sesuatu yang lumrah dalam setiap musim mudik Lebaran.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman sebelumnya mengharapkan agar perusahaan penerbangan nasional menurunkan harga tiket pesawat dari dan ke Ternate terutama pada musim mudik Lebaran 1440 Hijriah ini untuk meringankan beban warga yang akan mudik dan balik.
Masalahnya transportasi udara merupakan pilihan utama bagi warga Ternate yang ingin mudik ke Sulawesi, Jawa dan wilayah lainnya di Indonesia, karena lebih efisien waktu jika dibandingkan menggunakan transportasi laut.
Apalagi, menurut Wali Kota, jadwal kapal Pelni yang menyinggahi Ternate untuk tujuan Sulawesi dan Jawa terakhir pada 25 Mei 2019 yang belum masuk libur bersama dan waktu pelayaran untuk sampai ke kota tujuan, seperti Surabaya membutuhkan waktu lima hari.
Itu pun untuk tiket kapal Pelni untuk jadwal tanggal 25 Mei itu sudah habis, sehingga warga yang ingin mudik menggunakan kapal Pelni itu tidak bisa lagi berangkat dan ini semuanya menjadi pertimbangan moril bagi perusahaan penerbangan nasional untuk tidak menetapkan harga tiket yang mahal pada musim mudik Lebaran tahun ini.
Baca juga: Perantau terancam tak bisa mudik karena tiket pesawat mahal
Baca juga: Legislator harapkan harga tiket pesawat terjangkau jelang Lebaran
"Pemerintah sudah menurunkan tarif batas atas harga tiket pesawat, tetapi mengapa harga tiket pesawat dari Ternate tujuan ke luar Malut masih sangat mahal," kata salah seorang warga Ternate Sartika Muale yang mengaku akan mudik Lebaran ke Surabaya di Ternate, Kamis.
Harga tiket pesawat dari Ternate ke Surabaya yang saat Lebaran tahun lalu hanya Rp1 juta lebih, pada Lebaran tahun ini mencapai Rp2,7 juta per orang, begitu pula untuk tujuan Jakarta mencapai di atas Rp3 juta, yang pada Lebaran tahun lalu hanya Rp2 juta lebih.
Menurut dia, mahalnya harga tiket pesawat itu membuat dirinya dan keluarga batal mudik Lebaran tahun ini, karena untuk beralih menggunakan transportasi laut juga kesulitan akibat jadwalnya bertepatan dengan libur bersama yang ditetapkan pemerintah.
Keterangan yang diperoleh dari sejumlah agen penjualan tiket pesawat di Ternate menyebutkan penetapan harga tiket pesawat untuk penerbangan dari dan ke Ternate menjadi kewenangan manajemen perusahaan penerbangan di pusat dan itu merupakan sesuatu yang lumrah dalam setiap musim mudik Lebaran.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurrahman sebelumnya mengharapkan agar perusahaan penerbangan nasional menurunkan harga tiket pesawat dari dan ke Ternate terutama pada musim mudik Lebaran 1440 Hijriah ini untuk meringankan beban warga yang akan mudik dan balik.
Masalahnya transportasi udara merupakan pilihan utama bagi warga Ternate yang ingin mudik ke Sulawesi, Jawa dan wilayah lainnya di Indonesia, karena lebih efisien waktu jika dibandingkan menggunakan transportasi laut.
Apalagi, menurut Wali Kota, jadwal kapal Pelni yang menyinggahi Ternate untuk tujuan Sulawesi dan Jawa terakhir pada 25 Mei 2019 yang belum masuk libur bersama dan waktu pelayaran untuk sampai ke kota tujuan, seperti Surabaya membutuhkan waktu lima hari.
Itu pun untuk tiket kapal Pelni untuk jadwal tanggal 25 Mei itu sudah habis, sehingga warga yang ingin mudik menggunakan kapal Pelni itu tidak bisa lagi berangkat dan ini semuanya menjadi pertimbangan moril bagi perusahaan penerbangan nasional untuk tidak menetapkan harga tiket yang mahal pada musim mudik Lebaran tahun ini.
Baca juga: Perantau terancam tak bisa mudik karena tiket pesawat mahal
Baca juga: Legislator harapkan harga tiket pesawat terjangkau jelang Lebaran
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: