Padang, (ANTARA) - Kekhawatiran akan terjadinya gejolak harga pangan di Sumatera Barat saat Ramadhan karena tingginya permintaan dipastikan tidak terjadi karena berdasarkan pantauan hingga dua pekan puasa harga cukup terkendali.

"Alhamdulillah kekhawatiran akan terjadi gejolak harga pangan tidak terjadi hingga saat ini, semua bisa terwujud berkat sinergi semua pemangku kepentingan yang fokus melakukan pengendalian dan langkah antisipasi," kata Kepala Bank Indonesia perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Kamis.

Menurut dia memang pada awal Ramadhan sempat terjadi kenaikan harga bawang putih yang mencapai hingga Rp100 ribu per kilogram.

Namun berkat operasi pasar yang digelar Kementerian Pertanian dengan Pemprov Sumbar harga kembali turun ke kisaran Rp35 ribu per kilogram, ujarnya.

Ia menilai ini juga merupakan salah satu andil dari keberadaan Satgas Pangan yang cukup tegas serta operasi pasar yang digelar berbagai pihak.

Operasi pasar tersebut menjadi penyeimbang harga sehingga jika ada komoditas yang mengalami kenaikan tidak terlalu tinggi, katanya.

Selain itu pasokan juga terjadi mulai dari beras, cabai merah, telur ayam ras, daging dan lain cukup.

"Memang ada kenaikan tapi tidak terlalu tinggi karena adanya peningkatan permintaan," ujarnya.

Menurut dia, jika kenaikan tinggi akan menyusahkan masyarakat dan menurunkan daya beli.

Ia berharap hingga akhir Ramadhan kondisi harga pangan tetap stabil.

Wahyu menyebutkan hingga April inflasi tahunan Sumbar juga terkendali baru mencapai 2,37 persen.

Pada sisi lain ia melihat pada tahun ini para kepala daerah juga fokus melakukan pengendalian harga pangan.

"Dengan adanya kesadaran akan pengendalian pangan harga menjadi relatif terkendali," kata dia .