RS Pelni masih merawat 12 korban kericuhan
22 Mei 2019 23:38 WIB
Anggota polisi bernama Satya dari Polda Jambi mendapatkan pertolongan pertama dari anggota Provost dan seorang wartawan, karena cedera di bagian lengan terkena serpihan kaca di kawasan Palmerah, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (22/05/2019). ANTARA/Susylo Asmalyah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta dr Dewi Fankhuningdyah mengatakan pihaknya masih merawat 12 korban kericuhan hingga Rabu, pukul 20.45 WIB.
"Dari 82 korban masuk, dua orang dinyatakan meninggal dunia," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu malam.
Dewi menjelaskan umumnya korban yang datang dengan luka-luka, baik luka tembak maupun luka akibat benturan.
Untuk para korban, umumnya dengan diagnosis akibat benturan dan terkena peluru.
Terkait apakah korban meninggal akibat tertembus peluru karet atau peluru tajam, pihak rumah sakit tidak dapat memberikan kepastian.
Sesuai dengan prosedur rumah sakit, penanganan korban disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Dewi mencontohkan korban luka tembak, jika dibutuhkan untuk kebutuhan operasi maka tindakan itu dilakukan.
"Untuk pembiayaan bagi korban sudah selesai karena semuanya ditanggung dinas kesehatan," jelas Dewi.
"Dari 82 korban masuk, dua orang dinyatakan meninggal dunia," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu malam.
Dewi menjelaskan umumnya korban yang datang dengan luka-luka, baik luka tembak maupun luka akibat benturan.
Untuk para korban, umumnya dengan diagnosis akibat benturan dan terkena peluru.
Terkait apakah korban meninggal akibat tertembus peluru karet atau peluru tajam, pihak rumah sakit tidak dapat memberikan kepastian.
Sesuai dengan prosedur rumah sakit, penanganan korban disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Dewi mencontohkan korban luka tembak, jika dibutuhkan untuk kebutuhan operasi maka tindakan itu dilakukan.
"Untuk pembiayaan bagi korban sudah selesai karena semuanya ditanggung dinas kesehatan," jelas Dewi.
Pewarta: Sigit Pinardi dan Fauzi Lamboka
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: