Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Jenderal TNI Djoko Santoso mengatakan TNI tidak perlu berkecil hati meskipun negara belum sepenuhnya mendukung pengadaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) karena yang diperlukan adalah para prajurit yang memiliki militansi tinggi. "Peperangan itu dimenangkan oleh manusia yang ada di belakang senjata itu. Jadi kita tidak perlu kecil hati kalau (keuangan) negara belum bisa sepenuhnya mendukung pengadaan Alutsista," katanya di Istana Negara Jakarta, Jumat, usai pelantikan dirinya sebagai Panglima TNI yang baru, menggantikan Marsekal Djoko Suyanto. Djoko Santoso sebelumnya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Pada saat yang sama, Presien juga melantik Letjen Agustadi Sasongko Purnomo sebagai Kasad dan Marsekal Madya Subandrio sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau). Penetapan jabatan panglima TNI, Kasad dan Kasau yang baru dilakukan berdasarkan keputusan Presiden No.60 dan No.61/TNI/2007. Dalam hal kekuatan perang TNI, menurut Panglima, yang diutamakan adalah prajurit mempunyai militansi yang tinggi. "Bagi TNI, militansi tinggi adalah yang memiliki keunggulan moral, pantang menyerah dan rela berkorban, serta senantiasa bersama dan bersatu dengan rakyat dalam menghadapi setiap tantangan dan ancaman," katanya. Panglima menambahkan, pengadaan pembangunan Alutsista memang merupakan bagian dari pembangunan kekuatan perang TNI namun tidak perlu berkecil hati karena membangun kekuatan angkatan perang yang terutama dan utama adalah manusianya, yakni prajurit-prajuritnya, pemimpinnya dan yang dipimpin. Hal lainnya yang diperlukan untuk membangun kekuatan perang, katanya, adalah dukungan rakyat dan pemerintah, doktrin TNI, dan Alutsista. Ditanya mengenai pengajuan penambahan anggaran 2008 untuk Alutsista, Panglima mengatakan bahwa pengadaan alutsista itu adalah bagian dari rencana pembangunan postur TNI tahun 2005-2025 yang dipecah-pecah lagi dalam rencana strategi pembangunan 2005-2009 yang sudah direncanakan secara teliti oleh tiap-tiap angkatan. "Nilainya saya tidak hapal, tetapi prioritas adalah yang pertama dari pembelian itu adalah pembangunan Alutsista Angkatan Laut, yang kedua adalah Angkatan Udara, dan yang ketiga adalah Angkatan Darat. Itu urutan besarnya," katanya.(*)