Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla mengutus tokoh masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) Ryaas Rasyid untuk meredam kisruh pilkada di daerah itu. "Besok saya akan ke Makassar karena perkembangan situasi pasca pilkada yang makin mengkhawatirkan, bahkan makin meluas," kata Ryaas Rasyid, usai bertemu Wapres Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Kamis. Jusuf Kalla mengatakan, berbagai kisruh pasca Pilkada Sulsel pada 5 November silam, dapat menimbulkan stagnasi jalannya pemerintahan dan ekonomi Sulsel. "Apalagi saat ini, para pegawai negeri sipil telah ikut turun ke jalan terkait pilkada tersebut. Ini kan bisa menganggu kinerja pemerintahan," kata Wapres sebagaimana dikutip mantan Menteri Negara Otonomi Daerah tersebut. Wapres, kata Ryaas yang juga anggota Komisi II DPR dan Ketua Umum Partai Persatuan Demokrasi Kebangsaan (PDK), meminta semua pihak yang bertikai dan masyarakat dapat mengendalikan diri sehingga jalannya pemerintahan dan roda ekonomi dapat berjalan maksimal. Terkait itu, Jusuf Kalla meminta agar semua pihak juga mentaati proses hukum yang sedang berlangsung. "Kalau mau PK (peninjauan kembali-red) silakan saja. Yang penting semua pihak bisa mengendalikan diri, sehingga roda pemerintahan dan ekonomi dapat berjalan normal," ujar Ryaas menyampaikan pernyataan Wapres. Saat ini, menurut Wapres, PK merupakan jalan tengah terbaik bagi penyelesaian kisruh tersebut. Ryaas menjelaskan, selain itu Wapres juga akan mengadakan pertemuan kembali dengan para calon gubernur dan wakil gubernur yang berseteru dalam pilkada. Pada kesempatan itu, Ryaas mengungkapkan, saat ini DPRD tengah menandatangani surat keputusan agar proses pelantikan gubernur dan wakil gubernur Sulsel terpilih dapat terus dilanjutkan sesuai PP No 6/2005 mengingat pada 19 Januari Sulsel harus sudah memiliki kepala daerah. "Untuk itu, pihaknya sesuai arahan Wapres akan melihat langsung perkembangan yang terjadi pasca Pilkada Sulsel, sambil mencari berbagai masukan tentang penyelesaian yang terbaik dari setiap pihak yang bertikai, tokoh masyarakat dan eleman lainnya," katanya. Pada pilkada Sulsel 5 November 2007, KPUD Sulsel memutuskan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang memperoleh suara paling besar disusul pasangan Amin Syam dan Mansyur Ramli. Atas putusan itu, Amin-Mansyur menggugat keputusan KPUD dengan dugaan ada penggelembungan suara di tiga kabupaten. Selanjutnya MA memutuskan untuk diadakan pilkada ulang di empat kabupaten yakni Goa, Bone, Bantaeng, dan Tana Toraja.(*)