Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Korban banjir bandang di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengaku sulit untuk melakukan evakuasi isi rumah mereka pascabanjir menerjang wilayah itu.

"Iya, hanya sedikit yang bisa di ambil dari tempat tinggal, pascabencana banjir," ucap Abdullah, salah satu korban banjir bandang Desa Bangga, Selasa.

Abdullah menyebut, kalau-pun bisa masuk ke rumah, namun tidak banyak benda didalam rumah yang dapat diambil oleh warga.

Hal itu karena lumpur yang menghantam permukiman warga tingginya rata-rata menutupi seluruh badan rumah. Yang terlihat hanyalah atap rumah.

Namun demikian, akui dia, ada sebagian warga korban banjir bandang yang perlahan-lahan mengevakuasi isi rumah mereka pascabencana 28 April 2019.

Sebagian besar hanya dapat mengambil seng/atap dan kayu atap rumah, untuk membangun kembali hunian darurat di lokasi pengungsian.

Pantauan Antara di lapangan, evakuasi isi rumah oleh warga setempat belum dilakukan sepenuhnya oleh warga.

Sebagian besar tempat tinggal warga tekubur lumpur. Kondisi, suasana dan situasi di desa tersebut berubah total pascabencana.

Jika melintas atau masuk di desa tersebut, dengan berjalan kaki, pinggang orang desa setara dengan atap rumah warga.

Sarana umum seperti sekolah ikut terkubur banjir bandang disertai lumpur pada 28 April 2019.

Kini korban banjir bandang mengungsi di Dusun Tiga Desa Bangga. Mereka melewati hari-hari pascabencana di dalam tenda terpal, atau tenda bantuan.
Kondisi salah satu sekolah dasar di Desa Bangga pascabencana banjir bandang. (Antaranews/Muhammad Hajiji)