Purwokerto (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyumas menginformasikan bahwa satu desa di kabupaten tersebut mulai mengalami krisis air bersih menyusul makin menurunnya curah hujan di wilayah setempat.

"Desa Nusadadi, Kecamatan Sumpiuh sudah mulai kekurangan air bersih," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto di Banyumas, Selasa.

Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan survei di wilayah setempat dan memastikan bahwa desa tersebut mulai mengalami kekeringan.

Dia mengatakan, berdasarkan keterangan dari warga setempat, hujan mulai jarang turun sejak memasuki bulan suci Ramadhan 2019.

Untuk itu, kata dia, BPBD Banyumas telah melakukan pendistribusian air bersih ke desa tersebut.

"Pendistribusian air bersih telah dilakukan dengan jumlah 5.000 liter," katanya.

Dia menambahkan, pendistribusian air bersih juga dilakukan untuk warga di Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja.

"Namun setelah tim kami melakukan survei ke wilayah Desa Karanganyar diketahui bahwa krisis air bersih di wilayah tersebut terjadi bukan karena dampak musim kemarau namun karena sumur bor yang untuk menyuplai air bersih pompanya rusak," katanya.

Dia menambahkan, BPBD Banyumas telah mengirimkan sebanyak 10.000 liter air bersih ke Desa Karanganyar.

Sebelumnya, BPBD Kabupaten Banyumas menyatakan telah mulai memetakan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau 2019 ini.

Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun dari BPBD Banyumas juga diketahui pada tahun 2018 ada sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan di Banyumas.

Sejumlah kecamatan tersebut antara lain Sumpiuh, Banyumas, Somagede, Kalibagor, Cilongok, Purwojati, Kebasen, dan Karanglewas.