Mataram (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mendatangkan stok ayam broiler sebanyak 12 ton untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di kota ini, menyambut Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah dan menjamin tidak ada kelangkaan.

"Belum lama ini, kami sudah mendatangkan 12 ton ayam broiler beku dari Surabaya agar masyarakat tidak kekurangan stok selama lebaran," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Mataram, H Mutawalli di Mataram, Selasa.

Ia mengatakan, stok sebanyak 12 ton itu diprediksi cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota hingga perayaan "Lebaran Topat" yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri.

Upaya mendatangkan stok ayam broiler dari luar tersebut juga bertujuan untuk menstabilkan harga ayam ketika permintaan meningkat, sebab mulai H-1 Idul Fitri hingga Lebaran Topat, permintaan ayam pasti meningkat signifikan.

Pasalnya, saat lebaran masyarakat biasanya membuat masakan khas dengan menu ayam opor, sehingga stok ayam harus dapat dijamin sehingga harga tidak naik signifikan.

"Rata-rata kebutuhan daging ayam broiler di Kota Mataram mencapai 1-2 ton per hari," katanya.

Jumlah itu pastinya diprediksi akan naik menjelang Idul Fitri dan Lebaran Topat. Begitu juga dengan harganya, namun kenaikan harganya biasanya dipengaruhi psikologis aja sehingga masih ditoleransi.

Harga ayam broiler di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram saat ini masih stabil yakni berskisar Rp35.000-37.000 per kilogram.

"Jika H-1 Idul Fitri naik sedikit atau tidak lebih 5 persen, kami masih bisa toleransi. Yang jelas, masyarakat harus tahu kalau stok kita ada dan cukup, karena itu beli sesuai kebutuhan," ujarnya.

Sedangkan untuk kebutuhan daging sapi, Distan Kota Mataram telah menyiapkan 600 ekor sapi untuk persiapan kebutuhan Idul Fitri dan Lebaran Topat yang saat ini berada di tangan para pengusaha, jagal dan peternak.

Menurutnya, penyediaan ternak sapi tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang hanya di stok 400-450 ekor. Hal itu dimaksudkan sebagai upaya antisipasi melonjaknya permintaan masyarakat.

"Tidak apa-apa stok banyak dari pada kurang bisa memicu kenaikan harga yang signifikan," katanya.

Mutawalli memprediksi, jumlah sapi yang akan dipotong pada H-1 Idul Fitri dan Lebaran Topat bisa mencapai 100-125 ekor per satu rumah potong hewan (RPH). Sementara di Mataram terdapat dua RPH yakni RPH Majeluk dan RPH Sekarbela.

Baca juga: Kadis Pertanian Mataram bantah proyek cabai fiktif