Yogyakarta (ANTARA) - Pelaku usaha kecil menengah di Kampung Pathuk, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, yang memproduksi makanan tradisional khas Yogyakarta, bakpia, bersiap menyambut libur Lebaran 2019 dengan meningkatkan produksi hingga lima kali lipat.
“Ada dua jenis bakpia yang kami produksi, yaitu bakpia kering dan basah. Untuk bakpia kering, biasanya ada kenaikan permintaan hingga 25 persen dibanding hari biasa tetapi untuk bakpia basah bisa meningkat empat hingga lima kali lipat,” kata perajin bakpia di Kampung Pathuk Ngampilan Sumiati di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Sumiati, rata-rata produksi bakpia setiap hari mencapai sekitar 50 hingga 100 dus bakpia isi 20 biji sehingga saat libur Lebaran akan terjadi kenaikan produksi mencapai 400 hingga 500 dus setiap hari.
Sumiati mengatakan, untuk saat ini masih menggencarkan produksi bakpia kering karena memiliki daya tahan yang lebih lama dibanding bakpia basah yang berisi kumbu kacang hijau. Bakpia kering mampu bertahan selama tiga hingga empat pekan.
Produksi bakpia basah, lanjut dia, baru akan digencarkan mulai H-1 Lebaran hingga sepanjang libur Lebaran karena bakpia basah hanya memiliki daya tahan paling lama sekitar satu pekan.
“Konsumen biasanya meminta bakpia yang dibeli masih dalam kondisi baru. Jadi, kami pun harus menyesuaikan waktu produksi,” kata Sumiati yang juga menjadi Ketua Koperasi Sumekar yaitu koperasi yang mewadahi perajin bakpia di Kampung Pathuk.
Sesuai kondisi pada libur Lebaran tahun lalu, Sumiati mengatakan, puncak permintaan bakpia akan terjadi pada H+2 hingga H+5 Lebaran dan akan berangsur turun hingga H+10 Lebaran.
“Kalau digambar dengan grafik, akan ada kenaikan yang signifikan. Mungkin garisnya bisa langsung naik signifikan pada H+2 sampai H+5 Lebaran,” katanya yang menyebut bakpia isi kumbu kacang hijau masih menjadi favorit konsumen.
Untuk harga, Sumiati dan anggota Koperasi Sumekar tidak akan menaikkan harga yaitu tetap Rp24.000 per dus isi 20 biji bakpia. “Saya biasanya tidak menaikkan harga saat libur panjang, Lebaran atau akhir tahun. Jika ada kenaikan, paling tidak terlalu banyak sekitar 2.000 per dus,” katanya.
Mengenai kebutuhan bahan baku seperti tepung terigu, kacang hijau, gula pasir, dan minyak goreng, Sumiati mengatakan masih bisa diperoleh dengan mudah dan harganya stabil. “Stok bahan baku masih cukup. Biasanya, harga bahan baku justru turun menjelang Lebaran,” katanya.
Sementara itu, untuk 65 anggota Koperasi Sumekar dengan total 35 merek bakpia, Sumiati mengatakan, rata-rata biasanya membutuhkan sekitar lima kilogram hingga 10 kilogram tepung terigu untuk kebutuhan produksi. Satu kilogram tepung terigu bisa dimanfaatkan untuk memproduksi 200-250 biji bakpia.
“Kami tetap fokus untuk memproduksi bakpia kacang hijau yang menjadi ‘best seller' dan dipastikan laku. Kami tidak menyiapkan rasa khusus menyambut Lebaran. Kami khawatir rasa baru tersebut justru tidak diminati,” katanya.
Baca juga: Yang memesona dari Bakpia Day
Perajin bakpia Yogyakarta naikkan produksi hingga lima kali lipat
21 Mei 2019 14:45 WIB
Arsip foto. Pembuatan Bakpia. (Antara News) (Antara News/)
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: