Jakarta (ANTARA News) - Ketua Indonesia Mobile and Online Content (IMOCA), A. Haryawirasma, mengatakan bahwa penyedia konten (Content Provider/CP) harus lebih kreatif membuat jenis layanannya untuk tetap bertahan pada 2008. "Untuk bisa bersaing, penyedia konten harus lebih kreatif, tidak bisa hanya memberikan layanan yang biasanya saja," kata Haryawirasma yang dihubungi di Jakarta, Selasa. Dia mengatakan, penyedia konten dapat bekerjasam dengan operator membuat layanan dengan memanfaatkan potensi tehnologi baru, misalnya teknologi 3G. "Kita bisa bekerjasama dengan rumah produksi untuk membuat `streaming` sinetron atau videoklip lagu dalam format 3G," ujar Haryawirasma. Dia mencontohkan, industri penyedia konten di luar negeri yang telah membuat produk 3G berbentuk animasi untuk diiklankan lewat ponsel. Haryawirasma mengakui bahwa industri penyedia konten memang mengalami penurunan terbukti dengan penurunan pendapatan total CP sekitar 30 persen pada 2007 dibandingkan 2006. "Kontribusi total penyedia konten sekitar Rp50 miliar mengalami penurunan 30 persen atau Rp15 miliar menjadi Rp35 miliar pada 2007," katanya. Layanan dari penyedia konten, menurut dia, memang mulai kalah bersaing dengan layanan operator, misalnya layanan "chatting" (percakapan teks). "Tahun depan kita mesti mawas diri. Akan tetapi saya berharap kita masih bisa bertahan," katanya Haryawirasma. Sementara itu, Vice President Value Added Services (VAS) and New Services PT Excelcomindo Pratama Tbk, I Made Harta Wijaya, memprakirakan industri penyedia konten nasional menghadapi tantangan lebih berat pada 2008. "Tahun 2008, layanan VAS bukan lagi tahun keemasan dan akan berat. Sebagian Content Provider akan mati, sebagian lainnya menghadapi tantangan untuk membuat konten yang lebih menarik," kata Made. Dia menjelaskan, telah lewatnya masa keemasan penyedia konten ditandai dengan meredupnya konten infotainment. Selain itu, tarif layanan VAS berkisar Rp2.000 sampai Rp10.000 dirasa mahal oleh pelanggan. Untuk membantu industri penyedia konten, Made mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi layanan untuk tahun 2008, misalnya Exclusive Content Provider, XL Branded dan Third Party. Berbeda dengan Made, Group Head Value Added Services & Mail Messaging PT Indosat, Teguh Prasetya, memproyeksikan layanan VAS masih bisa tumbuh 50 persen setiap tahunnya. "Tetapi layanan VAS tidak lagi menjadi pendapatan utama operator. Hal yang utama bagi Indosat adalah bagaimana mempertahankan ARPU dan pelanggan," kata Teguh. Dia menjelaskan tiga jenis layanan VAS yang masih diminati dan diunduh oleh pelanggan yaitu games, berita dan i-ring atau nada panggil. "Games persentasenya bisa mencapai 35 persen, news 30 sampai 35 persen dan i-ring mencapai 30 persen," demikian Teguh. (*)