Korban banjir Sigi masih bertahan di pengungsian tetap jalani puasa
21 Mei 2019 10:02 WIB
Sebuah truk menimbun badan jalan darurat yang tergerus air sungai di Desa Omu, Kecamatan Gumbasa, Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu (19/5/2019). Jalan yang terputus akibat banjir bandang awal Mei 2019 lalu itu diperbaiki secara darurat agar tetap dapat diakses oleh warga menjelang arus mudik lebaran. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/foc (ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI)
Sigi (ANTARA) - Para warga korban bencana alam banjir bandang di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah, hingga kini masih bertahan di tenda-tenda pengungsian dan tetap menjalani ibadah puasa.
"Habis mau gimana lagi. Kita harus menerima semua cobaan ini dengan hati yang ikhlas," kata Ny Marni, seorang korban banjir bandang di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Selasa (21/5).
Ia mengatakan sudah berjalan hampir dua pekan terakhir ini masih tinggal di tenda pengungsi, sebab rumahnya sudah hancur diterjang banjir bandang pada beberapa waktu lalu.
Bencana alam yang terjadi saat menjelang puasa Ramadhan tersebut telah mengakibatkan rumah dan isi rumah habis ditelan banjir bandang.
Kini, kata dia, terpaksa tinggal sementara di tenda pengungsi yang ada di desanya.
Soal kebutuhan sehari-hari, selama ini hanya mengandalkan bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari organisasi masyarakat, agama, lembaga-lembaga peduli kemanusiaan, dan juga instansi pemerintah, BUMN maupun pihak swasta, dan ada juga dari pribadi-pribadi warga yang memiliki kemampuan ekonomi.
Dia mengaku sampai sekarang ini, berbagai jenis bantuan untuk korban bencana alam banjir bandang terus mengalir, termasuk makanan/minuman berbuka puasa.
Hal senada juga disampaikan Ny Mutia, seorang ibu rumah tangga yang juga termasuk korban bencana banjir di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan,
Kabupaten Sigi.
Ia mengatakan masih tetap semangat berpuasa, meski hanya tinggal di tenda pengungsi yang sederhana. "Kami sahur dan buka puasa ala kadarnya saja," kata dia.
Dia juga membenarkan bantuan logistik bahan makanan dan lainnya masih terus mengalir.
"Tiap hari ada saja bantuan yang disalurkan pihak-pihak yang peduli korban bencana alam," ujarnya.
Namun, warga di Desa Bangga tetap masih dihantui datangnya kembali banjir susulan seperti yang terjadi beberapa hari lalu.
"Terus terang kami masih cemas karena banjir susulan bisa terjadi kembali mengingat curah hujan di hulu sungai masih tinggi," ucapnya.
Banjir bandang yang terjadi pada 28 April 2019 melanda sejumlah desa di Kabupaten Sigi. Ada dua kecamatan yakni Dolo Selatan dan Gumbasa yang dilanda banjir bandang dan mengakibatkan ribuan jiwa raga harus mengungsi sementara karena rumah hanyut dan tertimbun lumpur.
Banjir tersebut juga sempat memutuskan jalur Palu-Kulawi dan Bangga.
"Habis mau gimana lagi. Kita harus menerima semua cobaan ini dengan hati yang ikhlas," kata Ny Marni, seorang korban banjir bandang di Desa Tuva, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Selasa (21/5).
Ia mengatakan sudah berjalan hampir dua pekan terakhir ini masih tinggal di tenda pengungsi, sebab rumahnya sudah hancur diterjang banjir bandang pada beberapa waktu lalu.
Bencana alam yang terjadi saat menjelang puasa Ramadhan tersebut telah mengakibatkan rumah dan isi rumah habis ditelan banjir bandang.
Kini, kata dia, terpaksa tinggal sementara di tenda pengungsi yang ada di desanya.
Soal kebutuhan sehari-hari, selama ini hanya mengandalkan bantuan dari berbagai pihak, termasuk dari organisasi masyarakat, agama, lembaga-lembaga peduli kemanusiaan, dan juga instansi pemerintah, BUMN maupun pihak swasta, dan ada juga dari pribadi-pribadi warga yang memiliki kemampuan ekonomi.
Dia mengaku sampai sekarang ini, berbagai jenis bantuan untuk korban bencana alam banjir bandang terus mengalir, termasuk makanan/minuman berbuka puasa.
Hal senada juga disampaikan Ny Mutia, seorang ibu rumah tangga yang juga termasuk korban bencana banjir di Desa Bangga, Kecamatan Dolo Selatan,
Kabupaten Sigi.
Ia mengatakan masih tetap semangat berpuasa, meski hanya tinggal di tenda pengungsi yang sederhana. "Kami sahur dan buka puasa ala kadarnya saja," kata dia.
Dia juga membenarkan bantuan logistik bahan makanan dan lainnya masih terus mengalir.
"Tiap hari ada saja bantuan yang disalurkan pihak-pihak yang peduli korban bencana alam," ujarnya.
Namun, warga di Desa Bangga tetap masih dihantui datangnya kembali banjir susulan seperti yang terjadi beberapa hari lalu.
"Terus terang kami masih cemas karena banjir susulan bisa terjadi kembali mengingat curah hujan di hulu sungai masih tinggi," ucapnya.
Banjir bandang yang terjadi pada 28 April 2019 melanda sejumlah desa di Kabupaten Sigi. Ada dua kecamatan yakni Dolo Selatan dan Gumbasa yang dilanda banjir bandang dan mengakibatkan ribuan jiwa raga harus mengungsi sementara karena rumah hanyut dan tertimbun lumpur.
Banjir tersebut juga sempat memutuskan jalur Palu-Kulawi dan Bangga.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: