Pemudik di Pelabuhan Sampit mulai banyak yang menginap
20 Mei 2019 22:28 WIB
Puluhan calon penumpang menginap di depan pintu masuk terminal penumpang Pelabuhan Sampit agar tidak terlambat masuk ke kapal, sekaligus menghemat biaya, Senin (20/5/2019) malam. (FOTO ANTARA/Norjani)
Sampit (ANTARA) - Arus mudik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah melalui Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, terus meningkat, bahkan saat ini mulai banyak pemudik yang menginap di area masuk terminal penumpang pelabuhan.
"Takut terlambat, makanya biar menginap di sini saja. Tadi kami diantar ke pelabuhan pada sore hari dan malam ini menginap di pelabuhan sini saja," kata Nur Wadi di Pelabuhan Sampit, Senin malam.
Nur Wadi yang mengaku bekerja di perusahaan pabrik karet PT Sampit, datang ke pelabuhan bersama tujuh rekannya. Mereka akan berangkat menggunakan KM Kelimutu menuju Surabaya.
Informasinya, kapal milik PT Pelni tersebut akan bertolak dari Pelabuhan Sampit pada Selasa (21/5) pagi. Sejak sore hingga malam, penumpang terus berdatangan karena mereka dijadwalkan masuk ke kapal mulai pukul 04.00 WIB.
Pria yang akan mudik ke kampungnya di Temanggung ini mengaku rutin mudik lebaran setiap tahun. Dia sengaja mudik lebih awal agar tidak terlalu berdesakan saat di pelabuhan dan masuk ke kapal, dibanding saat beberapa hari menjelang lebaran.
"Kami sengaja pulang menggunakan kapal laut karena tarif tiketnya terjangkau. Kalau naik pesawat, harga tiketnya sangat mahal. Saya tidak sanggup," kata Nur Wadi.
Selain Nur Wadi, ada puluhan calon penumpang yang menginap di area pintu masuk terminal. Selain supaya bisa lebih dulu masuk ke ruang tunggu penumpang dan masuk ke kapal, mereka menginap di pelabuhan karena ingin menghemat biaya.
"Kalau menginap di losmen kan harus keluar biaya. Apalagi rombongan keluarga seperti kami, lumayan biaya yang harus dikeluarkan. Mending menginap di pelabuhan. Toh cuma sebentar juga, yang penting tidak kehujanan kalau hujan. Jadi, uang bisa dihemat untuk keperluan lain," kata Joko, calon penumpang lainnya.
Untuk menginap di area pelabuhan, calon penumpang membeli alas yang banyak dijual pedagang. Sebagian tampak tertidur pulas karena kelelahan di perjalanan.
Makin larut, calon penumpang terus berdatangan. Sebagian mereka berasal dari sejumlah perkebunan kelapa sawit yang waktu tempuhnya hingga berjam-jam dari Sampit.
Rencananya ada tiga kapal yang akan berangkat sepanjang Selasa (21/5). Calon penumpang terus berdatangan karena tidak ingin terlambat masuk ke kapal ketika nanti mereka sudah diizinkan masuk.
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel mengimbau calon pemudik bisa menjaga diri sehingga selamat sampai tujuan. Pemudik diingatkan untuk berhati-hati dengan menjaga keselamatan diri dan barang bawaan.
"Pelabuhan Sampit adalah salah satu titik yang menjadi prioritas pengamanan. Kami bergabung dengan tim untuk melakukan pengamanan bersama agar arus mudik berjalan lancar," kata Rommel.
Baca juga: Pemudik melalui Pelabuhan Sampit diperkirakan naik 10 persen
Baca juga: Terminal penumpang Pelabuhan Sampit dibangun semegah bandara
"Takut terlambat, makanya biar menginap di sini saja. Tadi kami diantar ke pelabuhan pada sore hari dan malam ini menginap di pelabuhan sini saja," kata Nur Wadi di Pelabuhan Sampit, Senin malam.
Nur Wadi yang mengaku bekerja di perusahaan pabrik karet PT Sampit, datang ke pelabuhan bersama tujuh rekannya. Mereka akan berangkat menggunakan KM Kelimutu menuju Surabaya.
Informasinya, kapal milik PT Pelni tersebut akan bertolak dari Pelabuhan Sampit pada Selasa (21/5) pagi. Sejak sore hingga malam, penumpang terus berdatangan karena mereka dijadwalkan masuk ke kapal mulai pukul 04.00 WIB.
Pria yang akan mudik ke kampungnya di Temanggung ini mengaku rutin mudik lebaran setiap tahun. Dia sengaja mudik lebih awal agar tidak terlalu berdesakan saat di pelabuhan dan masuk ke kapal, dibanding saat beberapa hari menjelang lebaran.
"Kami sengaja pulang menggunakan kapal laut karena tarif tiketnya terjangkau. Kalau naik pesawat, harga tiketnya sangat mahal. Saya tidak sanggup," kata Nur Wadi.
Selain Nur Wadi, ada puluhan calon penumpang yang menginap di area pintu masuk terminal. Selain supaya bisa lebih dulu masuk ke ruang tunggu penumpang dan masuk ke kapal, mereka menginap di pelabuhan karena ingin menghemat biaya.
"Kalau menginap di losmen kan harus keluar biaya. Apalagi rombongan keluarga seperti kami, lumayan biaya yang harus dikeluarkan. Mending menginap di pelabuhan. Toh cuma sebentar juga, yang penting tidak kehujanan kalau hujan. Jadi, uang bisa dihemat untuk keperluan lain," kata Joko, calon penumpang lainnya.
Untuk menginap di area pelabuhan, calon penumpang membeli alas yang banyak dijual pedagang. Sebagian tampak tertidur pulas karena kelelahan di perjalanan.
Makin larut, calon penumpang terus berdatangan. Sebagian mereka berasal dari sejumlah perkebunan kelapa sawit yang waktu tempuhnya hingga berjam-jam dari Sampit.
Rencananya ada tiga kapal yang akan berangkat sepanjang Selasa (21/5). Calon penumpang terus berdatangan karena tidak ingin terlambat masuk ke kapal ketika nanti mereka sudah diizinkan masuk.
Kapolres Kotawaringin Timur AKBP Mohammad Rommel mengimbau calon pemudik bisa menjaga diri sehingga selamat sampai tujuan. Pemudik diingatkan untuk berhati-hati dengan menjaga keselamatan diri dan barang bawaan.
"Pelabuhan Sampit adalah salah satu titik yang menjadi prioritas pengamanan. Kami bergabung dengan tim untuk melakukan pengamanan bersama agar arus mudik berjalan lancar," kata Rommel.
Baca juga: Pemudik melalui Pelabuhan Sampit diperkirakan naik 10 persen
Baca juga: Terminal penumpang Pelabuhan Sampit dibangun semegah bandara
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: