Jakarta (ANTARA) - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian mengundang pemerintah Brasil untuk melakukan investasi di sektor pertanian di Tanah Air, salah satunya pengembangan industri gula.

Hal itu menjadi salah satu pembicaraan antara Menteri Pertanian Amran Sulaiman dengan Menteri Pertanian Brasil Tereza Cristina di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin.

Menurut Amran, Brasil sebagai negara produsen gula terbesar di dunia diharapkan segera menjalin kerja sama dengan Indonesia, terutama investasi dan alih teknologi pengolahan pabrik gula di tanah air.

"Kami diskusi khususnya untuk pabrik gula, Menteri Brasil mengatakan terbuka untuk pengalaman pengolahan dan siap untuk membantu. Dan kita tahu negara produsen gula terbesar di dunia adalah Brasil. Mereka ingin mentransfer ilmunya ke Indonesia," katanya.

Selain mengundang Brasil untuk investasi di tanah air, Menteri Pertanian juga meminta negara tersebut untuk membuka pasar ekspor produk pertanian Indonesia.

Beberapa komoditas strategis nasional seperti salak, manggis dan lain-lain diberi ruang untuk ekspor ke Brasil.

“Mereka membuka peluang komoditas strategis untuk kita ekspor dan membuka sekitar enam komoditas pertanian kita. Tadi tidak dibatasi mana saja yang di ekspor ke Brasil,” sambung Amran.

Amran optimistis volume ekspor pangan Indonesia ke Brasil ke depannya semakin meningkat, sebab pada pertemuan ini telah disepakati agar komoditas pertanian Indonesia seperti salak, sarang burung walet, nanas dan komoditas lainnya harus dapat diterima.

"Yang terpenting produk pertanian kita harus diterima, dan mereka bersedia. Sampai sekarang ini, Ekspor Indonesia ke Brasil sudah menyentuh angka 0,3 miliar dolar AS per tahunnya. Sebagian besar ekspor tersebut disumbang oleh minyak kelapa sawit,” ujarnya.

Sementara itu, dalam pertemuan tersebut Menteri Pertanian Brasil mengharapkan Indonesia untuk membuka pasar impor bagi daging sapi asal negara tersebut.

Terkait permintaan itu, Mentan menyatakan, pemerintah tetap mengutamakan kepentingan nasional selain itu juga memperhatikan keamanan pangan dan hewan sebelum mengambil kebijakan membuka pasar impor daging sapi asal Brasil.