Jokowi temukan lahan garam NTT tak digarap serius
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (tengah), Mensesneg Pratikno (kedua kiri), Gubernur NTT Viktor Laiskodat (kedua kanan), dan Bupati Belu Willy Lay (kiri) menghadiri peresmian Bendungan Rotiklot di Belu, Atambua, NTT, Senin (20/5/2019). Bendungan Rotiklot merupakan salah satu dari 49 bendungan baru yang dibangun pada periode 2015-2019. Di NTT Kementerian PUPR telah menyelesaikan dua bendungan yakni Bendungan Raknamo dan Rotiklot serta lima bendungan lainnya yang akan atau sedang dibangun yakni Bendungan Gete, Mbay, Temef, Welekin dan Manikin. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp/pri
"Saya telpon Menteri ATR/BPN minta supaya itu diserahkan ke rakyat untuk dikerjakan," kata Jokowi saat peresmian Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu, NTT, Senin.
Kepala Negara menyebutkan ada lahan tambak garam ribuan hektare yang konsesinya dikuasai swasta namun tidak dikerjakan.
"Ini yang saya perintahkan ke menteri, karena swasta tidak mengerjakan, kasih ke rakyat," katanya.
Ia menyebutkan pada Juli-Agustus 2019 nanti ada sebagian lahan garam yang dikelola rakyat dan akan panen.
Menurut dia, dari produksi garam itu, warga memperoleh pendapatan hingga Rp15 juta per bulan yang bisa menambah kesejahteraan.
"Agustus nanti panen garam dan sertifikat lahannya kita berikan ke rakyat," katanya.
Jokowi mengatakan saat ini dirinya tidak mempunyai beban apa apa sehingga untuk kepentingan rakyat bisa diputuskan dengan segera.
"Mungkin saya akan bolak balik ke sini untuk menngecek, mutusin. Dulu mungkin presiden hanya sekali dalam lima tahun ke sini. Saya gak tahu saya ke sini sudah berapa kali, ini karena begitu cintanya kepada NTT, " kata Jokowi.
Baca juga: Kemenko Maritim sebut ada 15.000 hektare lahan garam di Aceh
Baca juga: Rini harapkan produksi garam NTT naik dukung swasembada garam
Pewarta: Agus Salim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019