Yuso Juarai Livoli Keempat Kalinya
23 Desember 2007 19:59 WIB
Jember (ANTARA News) - Tim putra Bantul Yuso Tomkins merebut juara kompetisi Liga Voli Indonesia (Livoli) 2007, setelah mengkandaskan ambisi Jakarta P2B Sananta dengan skor 3-1 (22-25, 25-21, 36-34, 27-25) pada final yang berlangsung di GOR PKPSO Kaliwates Jember, Jatim, Minggu malam.
Ini merupakan gelar keempat bagi Yuso dari enam kali lolos ke partai final Livoli sejak 1999. Sebelumnya, Yuso meraih gelar juara pada 1999, 2001 dan terakhir 2004.
" Hasil ini sudah sesuai target yang kami bawa sebelum berangkat ke Livoli. Anak-anak bermain luar biasa dan mampu menjalankan instruksi dengan baik di lapangan," kata pelatih Yuso, Putut Marhaento usai laga final.
Partai final Yuso melawan Sananta berlangsung seru dan menegangkan. Tampil dengan kombinasi pemain senior dan yunior, Yuso mampu merepotkan pertahanan Sananta.
Namun, Sananta yang mendapat dukungan dari sebagian besar penonton mampu mencuri set awal, lewat permainan cemerlang trio pemain nasional, Erwin Rusni, Riviansyah dan Joko Murdianto.
Kehilangan set pertama tidak membuat anak-anak Yuso "down". Zainuddin dan kawan-kawan bangkit dan menyamakan skor pada set kedua dengan serangan bola pendek.
Laga set ketiga berjalan lebih ketat dan menarik. Kedua tim saling menekan hingga terjadi perpanjangan poin, sebelum akhirnya Yuso menutupnya dengan 36-34.
"Kami tidak memiliki pemain bintang, sehingga lawan sedikit kesulitan membaca permainan kami. Sementara Sananta sering bertumpu pada pemain timnasnya," lanjut Putut Marhaento.
Sananta berusaha mengejar di set keempat. Tapi kelelahan fisik yang dialami trio pemain nasionalnya dan kualitas pemain lapis kedua yang belum maksimal, membuat Sananta sering kewalahan menyerang dan bertahan.
Meski Sananta sempat memimpin 24-23 pada set tersebut, tapi Yuso justru balik menyerang dan menyudahi perlawanan Sananta dengan skor 27-25.
"Tidak bisa dimungkiri, kekuatan kami memang bertumpu pada tiga pemain nasional itu. Padahal, kondisi fisik mereka sudah menurun dan tidak bisa bermain maksimal," kata pelatih Sananta, Benny Martarius.
Kegagalan Sananta merebut gelar Livoli 2007 menjadi pukulan telak bagi tim asal Jakarta itu, karena itu berarti sudah lima kali mereka selalu gagal memenangi partai final.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007
Tags: