Austria selenggarakan pemilihan umum September
19 Mei 2019 21:42 WIB
Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dan Kanselir Austria Sebastian Kurz menghadiri pertemuan informal pemimpin Uni Eropa di Sibiu, Rumania, Kamis (9/5/2019). ANTARA FOTO/Olivier Hoslet/Pool via REUTERS/djo/wsj.
Wina (ANTARA) - Presiden Austria Alexander van der Bellen pada Ahad menyarankan pemilihan umum baru diselenggarakan pada awal September, dan mengatakan ia ingin memulihkan kepercayaan pada pemerintah setelah skandal video mengakibatkan pengunduran diri wakil kanselir.
Kanselir Sebastian Kurz pada Sabtu membubarkan koalisi dan menyerukan pemilihan umum sela, setelah wakilnya, Heinz-Christian Strache --pemimpin Partai Kebebasan, yang beraliran kanan-jauh, mundur sehubungan dengan video yang memperlihatkan dia sedang membahas penetapan kontrak negara sebagai imbalan dukungan.
Yang paling penting ialah rakyat Austria diberi kesempatan untuk awal baru guna membangun kembali kepercayaan pada pemerintahnya, kata Presiden Van der Bellen di dalam satu pernyataan di kediamannya, Hofburg, di Wina.
"Awal baru ini mesti berlangsung dengan cepat, secepat ketentuan yang diperkenankan oleh Undang-Undang Dasar Federal, jadi saya menyerukan pemilihan umum ... pada September, jika mungkin pada awal September," kata presiden tersebut, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Strache telah menggambarkan video itu sebagai sengatan "yang ditujukan untuk pembunuhan politik terarah" dan mengatakan video tersebut tak pernah mengarah kepada uang berpindah tangan. Ia berkeras satu-satunya kejahatan yang terjadi ialah perekaman secara tidak sah acara makan malam swasta.
Van der Bellen dan Kurz mengatakan dalam taklimat bersama bahwa kestabilan adalah prioritas utama buat mereka dalam beberapa bulan ke depan.
Kurz kembali menyatakan bahwa ia memandang pemilihan umum dini adalah satu-satunya cara guna menyelesaikan krisis itu. "Pemilihan umum baru perlu, bukan keinginan," katanya.
Susunan pemerintah sementara tetap tidak jelas sehari setelah koalisi konservatif dan kanan-jauh, yang berjalan selama 18 bulan, ambruk.
Baca juga: Pemerintah Austria goyah setelah video beredar mengenai wakil kanselir
Baca juga: Rakyat Austria menentang larangan pemakaian penutup kepala Muslimah
Sumber: Reuters
Kanselir Sebastian Kurz pada Sabtu membubarkan koalisi dan menyerukan pemilihan umum sela, setelah wakilnya, Heinz-Christian Strache --pemimpin Partai Kebebasan, yang beraliran kanan-jauh, mundur sehubungan dengan video yang memperlihatkan dia sedang membahas penetapan kontrak negara sebagai imbalan dukungan.
Yang paling penting ialah rakyat Austria diberi kesempatan untuk awal baru guna membangun kembali kepercayaan pada pemerintahnya, kata Presiden Van der Bellen di dalam satu pernyataan di kediamannya, Hofburg, di Wina.
"Awal baru ini mesti berlangsung dengan cepat, secepat ketentuan yang diperkenankan oleh Undang-Undang Dasar Federal, jadi saya menyerukan pemilihan umum ... pada September, jika mungkin pada awal September," kata presiden tersebut, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad malam.
Strache telah menggambarkan video itu sebagai sengatan "yang ditujukan untuk pembunuhan politik terarah" dan mengatakan video tersebut tak pernah mengarah kepada uang berpindah tangan. Ia berkeras satu-satunya kejahatan yang terjadi ialah perekaman secara tidak sah acara makan malam swasta.
Van der Bellen dan Kurz mengatakan dalam taklimat bersama bahwa kestabilan adalah prioritas utama buat mereka dalam beberapa bulan ke depan.
Kurz kembali menyatakan bahwa ia memandang pemilihan umum dini adalah satu-satunya cara guna menyelesaikan krisis itu. "Pemilihan umum baru perlu, bukan keinginan," katanya.
Susunan pemerintah sementara tetap tidak jelas sehari setelah koalisi konservatif dan kanan-jauh, yang berjalan selama 18 bulan, ambruk.
Baca juga: Pemerintah Austria goyah setelah video beredar mengenai wakil kanselir
Baca juga: Rakyat Austria menentang larangan pemakaian penutup kepala Muslimah
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: