Sepak Bola Dunia
Manchester City raih trigelar domestik, ikuti jejak PSG
19 Mei 2019 02:11 WIB
Pelatih Manchester City Pep Guardiola mengangkat trofi Piala FA 2018/2019 yang dimenangi usai melumat Watford 6-0 dalam partai final di Stadion Wembley, London, Inggris, Sabtu (18/5/2019) setempat. (ANTARA/REUTERS/John Sibley)
Jakarta (ANTARA) - Manchester City berhasil meraih trigelar domestik sepak bola Inggris musim ini dengan menyapu juara Piala Liga Inggris, Liga Premier dan Piala FA.
Pep Guardiola menjadi pelatih pertama sepanjang sejarah yang berhasil menorehkan hal tersebut di Inggris.
Meski demikian, keberhasilan City tidak lebih dulu terjadi dibandingkan saudaranya sesama klub yang didanai biaya melimpah dari Timur Tengah, Paris Saint-Germain.
City didanai uang Uni Emirat Arab yang mengucur lewat lembaga investasi bernama Abu Dhabi United Group for Development and Investment, milik Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Hubungan Kepresidenan Uni Emirat Arab yang juga anggota keluarga Kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Mansour.
Sementara PSG dibiayai oleh Qatar Sports Investment sebuah lembaga investasi khusus olahraga yang dimiliki Nasser Ghanim Al-Khelaifi, mantan petenis yang menjelma jadi taipan grup media beIN.
PSG tak membutuhkan waktu lama untuk mendominasi sepak bola domestik Prancis dengan meraih trigelar Ligue 1, Piala Liga Prancis dan Piala Prancis sebanyak tiga kali yakni pada musim 2014/2015, 2015/2016 dan 2017/2018.
Sedangkan Manchester City dihadapkan pada iklim sepak bola lebih kompetitif, namun akhirnya berhasil mencatatkan sejarah sebagai yang pertama meraih trigelar domestik Inggris berkat sentuhan magis Pep Guardiola.
Baca juga: Hancurkan Watford 6-0, Manchester City juara Piala FA
Baca juga: Klasemen akhir Liga Inggris, Manchester City juara dengan 98 poin
Jika ada kesamaan di antara PSG dan Manchester City adalah, rupanya uang belum mampu membangun tradisi juara mereka di kancah Eropa. Ambisi PSG maupun Manchester City jelas, menjuarai Liga Champions, yang hingga kini tak kesampaian.
Oleh karena itu pula, raihan trigelar Manchester City musim ini maupun PSG di musim-musim lalu tidak lebih bergengsi ketimbang raihan Sir Alex Ferguson yang pernah membawa Manchester United juara Liga Premier, Piala FA dan Liga Champions tepat dua dasawarsa silam.
Alex Ferguson tentu bukan orang pertama yang meraih torehan semacam itu. Klub Skotlandia, Glasgow Celtic, di bawah arahan Jock Stein pada 1966-1967 meraih caturgelar berupa Divisi Utama Liga Skotlandia, Piala Liga Skotlandia, Piala Skotlandia dan Piala Champions (sebelum berubah menjadi Liga Champions).
Guardiola sendiri pernah meraih trigelar berupa juara La Liga Spanyol, Piala Raja dan Liga Champions bersama Barcelona pada 2008/2009.
Berada di Inggris yang punya tiga kompetisi domestik, tentu saja membuka peluang Guardiola untuk meraih caturgelar suatu saat nanti. Tentu saja itu juga jika musim depan City tak jadi kena sanksi larangan tampil main di Eropa karena dugaan manipulasi laporan keuangan.
Baca juga: City terancam dilarang bermain di Liga Champions
Pep Guardiola menjadi pelatih pertama sepanjang sejarah yang berhasil menorehkan hal tersebut di Inggris.
Meski demikian, keberhasilan City tidak lebih dulu terjadi dibandingkan saudaranya sesama klub yang didanai biaya melimpah dari Timur Tengah, Paris Saint-Germain.
City didanai uang Uni Emirat Arab yang mengucur lewat lembaga investasi bernama Abu Dhabi United Group for Development and Investment, milik Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Hubungan Kepresidenan Uni Emirat Arab yang juga anggota keluarga Kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Mansour.
Sementara PSG dibiayai oleh Qatar Sports Investment sebuah lembaga investasi khusus olahraga yang dimiliki Nasser Ghanim Al-Khelaifi, mantan petenis yang menjelma jadi taipan grup media beIN.
PSG tak membutuhkan waktu lama untuk mendominasi sepak bola domestik Prancis dengan meraih trigelar Ligue 1, Piala Liga Prancis dan Piala Prancis sebanyak tiga kali yakni pada musim 2014/2015, 2015/2016 dan 2017/2018.
Sedangkan Manchester City dihadapkan pada iklim sepak bola lebih kompetitif, namun akhirnya berhasil mencatatkan sejarah sebagai yang pertama meraih trigelar domestik Inggris berkat sentuhan magis Pep Guardiola.
Baca juga: Hancurkan Watford 6-0, Manchester City juara Piala FA
Baca juga: Klasemen akhir Liga Inggris, Manchester City juara dengan 98 poin
Jika ada kesamaan di antara PSG dan Manchester City adalah, rupanya uang belum mampu membangun tradisi juara mereka di kancah Eropa. Ambisi PSG maupun Manchester City jelas, menjuarai Liga Champions, yang hingga kini tak kesampaian.
Oleh karena itu pula, raihan trigelar Manchester City musim ini maupun PSG di musim-musim lalu tidak lebih bergengsi ketimbang raihan Sir Alex Ferguson yang pernah membawa Manchester United juara Liga Premier, Piala FA dan Liga Champions tepat dua dasawarsa silam.
Alex Ferguson tentu bukan orang pertama yang meraih torehan semacam itu. Klub Skotlandia, Glasgow Celtic, di bawah arahan Jock Stein pada 1966-1967 meraih caturgelar berupa Divisi Utama Liga Skotlandia, Piala Liga Skotlandia, Piala Skotlandia dan Piala Champions (sebelum berubah menjadi Liga Champions).
Guardiola sendiri pernah meraih trigelar berupa juara La Liga Spanyol, Piala Raja dan Liga Champions bersama Barcelona pada 2008/2009.
Berada di Inggris yang punya tiga kompetisi domestik, tentu saja membuka peluang Guardiola untuk meraih caturgelar suatu saat nanti. Tentu saja itu juga jika musim depan City tak jadi kena sanksi larangan tampil main di Eropa karena dugaan manipulasi laporan keuangan.
Baca juga: City terancam dilarang bermain di Liga Champions
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: