Dishub Cianjur: Jumlah lampu penerangan jalan masih minim
17 Mei 2019 16:30 WIB
Ilustrasi selain minimnya lampu penerangan jalan, banyak rambu dan lampyu penunjuk arah yang rusak di sepanjang jalur utama di Cianjur, Jawa Barat, salah satu akibat minimnya PJU di Jalan Lingkar Timur Cianjur, diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan tunggal (Ahmad Fikri)
Cianjur (ANTARA) - Dinas Perhubungan Cianjur, Jawa Barat, mencatat masih minim penerangan jalan umum di ruas jalur utama dan alternatif yang direkomendasikan untuk dapat dilalui pemudik.
Bahkan akibat minimnya PJU diduga sebagai penyebab rawannya jalur tersebut terlebih saat malam hari, kata Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalulintas Dishub Cianjur, Muhammad Iqbal Safaruddin pada wartawan Jumat (17/5).
Ia menjelaskan, jalur utama yang masih minim PJU seperti Jalur Lingkar Timur atau Jalan Veteran-Cianjur, sehingga pengendara dimintai waspada dan ekstra hati-hati saat melintas.
"Minimnya penerangan seperti saat ini tentu berpotensi terjadinya kecelakaan terutama pada malam hari dan sebagian besar terjadi di sejumlah tikungan yang ada di ruas jalan penghubung itu," katanya.
Ia menuturkan, penanganan jalan tersebut kewenangan langsung pemerintah pusat, namun sejak tahun lalu Pemkab Cianjur, sudah mengusulkan agar ada penambahan PJU, rambu-rambu, terlebih menghadapi musim mudik lebaran.
"Tahun ini akan ada penambahan PJU, tapi untuk kapan dan berapa jumlahnya kami belum tahu karena hal tersebut kebijakan pusat. Kami di Cianjur hanya turut mengawasi dan mengusulkan," katanya.
Sedangkan Pemkab Cianjur, tambah dia, akan menambah PJU khusus untuk ruas jalan kabupaten yang bakal menjadi jalur alternatif pemudik, jika jalur utama mengalami kemacetan seperti Jalan Sukaluyu menuju Kelurahan Sayang atau perkotaan.
Sementara akibat minimnya lampung penerangan di Jalur Lingkar Timur menjadi penyebab utama terjadi kecelakaan tunggal seperti yang menimpa pengendara minibus bernopol F1235 UI.
Minibus berwarna hitam terjerembab ke dalam kebun warga akibat tidak dapat menguasai laju kendaraan yang keluar jalur saat memasuki jalan menikung beberapa meter sebelum fly over Meleber.
Tidak akan korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kendaraan baru bisa dievakuasi setelah mobil derek datang."Ini bukan pertamakali kecelakaan tunggal terjadi karena minimnya lampu penenarangan dan rambu-rambu," kata Dadan saksi mata warga sekitar.
Ia menjelaska, rata-rata penguna jalan yang mengalami kecelakaan mengeluhkan minimnya penerangan yang meyebabkan mereka sulit memastikan jalan berbelok atau lurus.
"Banyaknya pengendara lurus, padahal seharusnya berbelok, sehingga setiap malam ada saja kendaraan yang terperosok ke dalam kebun," katanya.
Dia berharap dinas terkait segera menambah rambu dan memperbanyak PJU di sepanjang jalan tersebut, terutama di titik rawan kecelakaan dan titik rawan kriminal di ruas jalan menunju Terminal Rawabango-Cianjur.
Bahkan akibat minimnya PJU diduga sebagai penyebab rawannya jalur tersebut terlebih saat malam hari, kata Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalulintas Dishub Cianjur, Muhammad Iqbal Safaruddin pada wartawan Jumat (17/5).
Ia menjelaskan, jalur utama yang masih minim PJU seperti Jalur Lingkar Timur atau Jalan Veteran-Cianjur, sehingga pengendara dimintai waspada dan ekstra hati-hati saat melintas.
"Minimnya penerangan seperti saat ini tentu berpotensi terjadinya kecelakaan terutama pada malam hari dan sebagian besar terjadi di sejumlah tikungan yang ada di ruas jalan penghubung itu," katanya.
Ia menuturkan, penanganan jalan tersebut kewenangan langsung pemerintah pusat, namun sejak tahun lalu Pemkab Cianjur, sudah mengusulkan agar ada penambahan PJU, rambu-rambu, terlebih menghadapi musim mudik lebaran.
"Tahun ini akan ada penambahan PJU, tapi untuk kapan dan berapa jumlahnya kami belum tahu karena hal tersebut kebijakan pusat. Kami di Cianjur hanya turut mengawasi dan mengusulkan," katanya.
Sedangkan Pemkab Cianjur, tambah dia, akan menambah PJU khusus untuk ruas jalan kabupaten yang bakal menjadi jalur alternatif pemudik, jika jalur utama mengalami kemacetan seperti Jalan Sukaluyu menuju Kelurahan Sayang atau perkotaan.
Sementara akibat minimnya lampung penerangan di Jalur Lingkar Timur menjadi penyebab utama terjadi kecelakaan tunggal seperti yang menimpa pengendara minibus bernopol F1235 UI.
Minibus berwarna hitam terjerembab ke dalam kebun warga akibat tidak dapat menguasai laju kendaraan yang keluar jalur saat memasuki jalan menikung beberapa meter sebelum fly over Meleber.
Tidak akan korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kendaraan baru bisa dievakuasi setelah mobil derek datang."Ini bukan pertamakali kecelakaan tunggal terjadi karena minimnya lampu penenarangan dan rambu-rambu," kata Dadan saksi mata warga sekitar.
Ia menjelaska, rata-rata penguna jalan yang mengalami kecelakaan mengeluhkan minimnya penerangan yang meyebabkan mereka sulit memastikan jalan berbelok atau lurus.
"Banyaknya pengendara lurus, padahal seharusnya berbelok, sehingga setiap malam ada saja kendaraan yang terperosok ke dalam kebun," katanya.
Dia berharap dinas terkait segera menambah rambu dan memperbanyak PJU di sepanjang jalan tersebut, terutama di titik rawan kecelakaan dan titik rawan kriminal di ruas jalan menunju Terminal Rawabango-Cianjur.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019
Tags: