Palembang (ANTARA) - Jalan Lintas Timur Sumatera sepanjang 410 kilometer mulai dari perbatasan Lampung di Pemantang Panggang hingga perbatasan Jambi yang melintasi Kota Palembang, Sumatera Selatan, dipastikan siap dilalui pemudik pada H-10 Lebaran 2019.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Palembang Kgs Syaiful Anwar di Palembang, Jumat, mengatakan bahwa jalan Lintas Timur Sumatera yang disebut-sebut sebagai urat nadi jalur mudik itu sedang diperbaiki untuk mencapai target fungsional yakni aman untuk dilalui tapi diakui masih kurang nyaman.

“Tapi pemudik jangan khawatir karena kami siagakan alat berat di lokasi, selain itu ada juga lima posko mudik di Jalan Lintas Timur,” kata Syaiful saat memberikan paparan kesiapan jalan untuk pemudik Lebaran.

Syaiful mengatakan perbaikan ini belum bisa dilakukan secara menyeluruh lantaran kontrak untuk lima paket perbaikan jalan di Jalan Lintas Timur Sumatera itu mengalami kegagalan.

Lantaran itu, BBPJN V Palembang terpaksa menggunakan dana seadanya yakni dana transisi APBN dengan alokasi hanya Rp50 miliar.

Perbaikan yang dilakukan yakni menambal lubang sebanyak 2.500 titik, yang masih tersisa 600 titik. Kemudian, membuat saluran air, dan melakukan tebas bayang.

“Intinya, bagaimana jalan ini tetap fungsional meski kontrak tidak ada. Seperti diketahui jalur Lintas Timur Sumatera ini sangat padat dan jadi urat nadi arus mudik,” kata dia.

Beberapa titik yang kini menjadi perhatian BBPJN V yakni dari perbaikan di jalur Peninggalan-perbatasan Jambi. Awalnya di lokasi tersebut terdapat 39 lubang tapi kini tersisa 15 lubang.

Melalui upaya ini, BBPJN berharap perbaikan dapat bertahan hingga penandatangan kontrak baru dilakukan pada akhir Juli 2019, sementara pada 28 Mei ini akan dilakukan pembukaan tender.

Lima paket pengerjaan dinyatakan gagal dalam proses lelang oleh Kementerian PUPR setelah dinilai secara keseluruhan. Karena itu, pemerintah melelang ulang proyek tersebut yang bernilai total Rp1,04 trilun.

Terkait kerusakan parah di kawasan Sungai Lilin, Kecamatan Banyunglincir, Musi Banyuiasin yang kerap dikeluhkan warga dan sempat viral, Syaiful mengatakan BBPJN sudah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat.

“Aspal itu musuhnya air. Sementara di pasar Sungai Lilin ini sangat sulit meminta pedagang untuk bergeser untuk buat saluran air. Kami sudah koordinasi dengan Pemkab, agar kami bisa bekerja,” kata dia.

Kerusakan jalan telah lama dikeluhkan masyarakat Sumatera Selatan terutama di jalur Palembang-Jambi. Menurut data BBPJN tahun 2018, kemantapan jalan sebenarnya mencapai 85 persen, namun lantaran adanya kegagalan kontrak membuat perbaikan hanya bersifat fungsional atau tidak bisa secara struktural.

Kerusakan jalan ini semakin parah karena dipengaruhi cuaca hujan sejak akhir 2018 hingga April 2019, dan ketidakpatuhan pengguna jalan yang membawa barang logisitik di luar batas tonase yang diizinkan.