Film "Boccia Part One" diputar perdana di bioskop Jakarta
17 Mei 2019 10:00 WIB
Natalia S Tjahja, sutradara sekaligus produser film "Boccia Part One" bersama para penyandang disabilitas saat pemutaran film di CGV, Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (16/5/2019). (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA) - Film Dokumenter "Boccia Part One" sukses diputar perdana di bioskop CGV Grand Indonesia, Jakarta pada Kamis malam (16/5) setelah sebelumnya diputar di Yogyakarta pekan sebelumnya.
Film berdurasi 40 menit ini mengisahkan semangat perjuangan dan kerja keras para atlet Boccia yakni salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Para Games.
Olahraga khusus para penyandang cerebral palsy ini dimainkan dengan cara melempar bola dengan tujuan mencapai atau mendekati satu target atau titik.
Film non profit, Boccia mengungkap perjuangan para atlet Boccia dari 10 negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, India, Korea, Filipina, Jepang, Korea dan China setiap hari untuk meraih medali demi mengharumkan nama negara.
Natalia S Tjahja, sutradara sekaligus produser film "Boccia Part One" mengaku terharu dan senang dengan antusiasme para penonton pada saat malam penayangan film di Jakarta mengingat dia memulai pengerjaan film tanpa pengetahuan sedikitpun soal pembuatan film.
"Saya, tanpa keahlian film dan hanya berbekal semangat mengabdikan 24 jam hidup saya untuk kebahagiaan difabel memberanikan diri untuk mengambil peran sutradara dan produser. Saya berterima kasih pada Tuhan karena dipercaya membuat film ini dengan biaya nol rupiah," kata Natalia di Jakarta, Jumat.
Pemutaran film "Boccia" di CGV Grand Indonesia Jakarta dihadiri sekira 300-an anak difabel dengan diresmikan oleh istri Gubernur DKI Jakarta Fery Farhati.
Para perwakilan duta besar dari sejumlah negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Korea pun turut hadir.
Natalia yang juga merupakan founder Maria Monique Lastwish, yayasan yang fokus membantu anak-anak dengan kondisi penyakit kritis mengatakan tujuan dia membuat film sederhana, "saya ingin orang-orang tahu tentang Boccia."
Film "Boccia" dibuat dengan dukungan dibantu Nick Bhirombhakdi (President Paralympic Thailand) yang menyerukan agar para penyandang disabilitas tidak minder dan berpartisipasi juga dalam olahraga.
Film berdurasi 40 menit ini mengisahkan semangat perjuangan dan kerja keras para atlet Boccia yakni salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Para Games.
Olahraga khusus para penyandang cerebral palsy ini dimainkan dengan cara melempar bola dengan tujuan mencapai atau mendekati satu target atau titik.
Film non profit, Boccia mengungkap perjuangan para atlet Boccia dari 10 negara yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Taiwan, India, Korea, Filipina, Jepang, Korea dan China setiap hari untuk meraih medali demi mengharumkan nama negara.
Natalia S Tjahja, sutradara sekaligus produser film "Boccia Part One" mengaku terharu dan senang dengan antusiasme para penonton pada saat malam penayangan film di Jakarta mengingat dia memulai pengerjaan film tanpa pengetahuan sedikitpun soal pembuatan film.
"Saya, tanpa keahlian film dan hanya berbekal semangat mengabdikan 24 jam hidup saya untuk kebahagiaan difabel memberanikan diri untuk mengambil peran sutradara dan produser. Saya berterima kasih pada Tuhan karena dipercaya membuat film ini dengan biaya nol rupiah," kata Natalia di Jakarta, Jumat.
Pemutaran film "Boccia" di CGV Grand Indonesia Jakarta dihadiri sekira 300-an anak difabel dengan diresmikan oleh istri Gubernur DKI Jakarta Fery Farhati.
Para perwakilan duta besar dari sejumlah negara seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan Korea pun turut hadir.
Natalia yang juga merupakan founder Maria Monique Lastwish, yayasan yang fokus membantu anak-anak dengan kondisi penyakit kritis mengatakan tujuan dia membuat film sederhana, "saya ingin orang-orang tahu tentang Boccia."
Film "Boccia" dibuat dengan dukungan dibantu Nick Bhirombhakdi (President Paralympic Thailand) yang menyerukan agar para penyandang disabilitas tidak minder dan berpartisipasi juga dalam olahraga.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019
Tags: