Denpasar (ANTARA News) - Sutradara kenamaan Garin Nugroho menyatakan bahwa film terbarunya "Under The Tree" (di bawah pohon) akan juga menampilkan adegan Calonarang, yakni seni pertunjukan berbau magis di Pulau Dewata. Untuk kepentingan itu, Kamis (20/12) malam kru "Under The Tree" akan mengambil gambar pertunjukan yang akan digarap grup Sandhi Murti, kata Garin Nugroho, di Denpasar, Rabu. Senada dengan Garin, IG Ngurah Hartha, pimpinan Sandhi Murti menyebutkan, pagelaran Calonarang untuk melengkapi film yang mengangkat tentang perempuan Bali itu, akan dilakukan grupnya di Pura Puseh Tegalsuci, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Seperti biasa, pertunjukan selain diisi parade sejumlah topeng "rangda" yang menyeramkan, juga ada pelaku yang berperan sebagai mayat hidup. Menariknya, kata Ngurah Hartha, aktor yang nantinya berperan sebagai mayat hidup adalah penulis skenario dan dramawan kenamaan, Ikranegra. Sebagaimana layaknya jenazah, mantan dosen IKJ yang warga asal Jembrana, Bali itu, nantinya akan dibungkus menggunakan kain kapan, lengkap dengan kain penutup keranda (rurub). Setelah semua prosesi tentang kematian dilakukan di arena pertunjukan, mayat hidup akan dibawa ke kuburan terdekat untuk dimakamkan secara simbolis. Demikian antara lain cuplikan adegan Calonarang yang digelar dalam rangkaian "shooting" film Under The Tree karya Garin Nugroho. Pada tema sentralnya, film di Bawah Pohon lebih banyak mempersoalkan tentang krisis lingkungan. Selain itu, film layar perak dengan durasi 1,5 jam itu juga menyoroti krisis sosial yang kini dirasakan semakin "meledak", kata Garin menambahkan. Ia mengaku sangat prihatin melihat tentang semakin melebarnya krisis sosial dan lingkungan di masyarakat. Menurut dia, krisis lingkungan terjadi setelah terlebih dahulu diawali dengan munculnya krisis sosial, yakni ketidakberdayaan masyarakat kebanyakan dalam bidang ekonomi. "Kalau tidak ada daya upaya, tentu perhatian mereka pada lingkungan. Ya...dirusaklah hutan untuk memenuhi kebutuhan," ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepala. Garin menyebutkan, di masa mendatang krisis model ini akan terus meluas jika tidak dilakukan upaya optimal untuk menanggulangi krisis sosial di masyarakat. "Penanggulangan krisis dan kerusakan lingkungan, harus dimulai dari pemecahan masalah sosial," kata jebolan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) angkatan 1980 itu. Mengingat itu, lanjut dia, masalah sosial dan lingkungan, menjadi begitu penting untuk digunjingkan dan dipersoalkan dalam film Under The Tree, yang pengambilan gambarnya dilakukan selama kurang lebih 20 hari di Pulau Dewata. Film karya Garin yang ke-10 itu, dikerjakan setelah sutradara yang memulai karirnya lewat film "Cinta Tentang Sepotong Roti" 1991, sukses besar lewat karyanya yang ke-9, "Opera Jawa", yang mampu menembus kancah perfilman di sejumlah negara.(*)