Jakarta (ANTARA) - Sektor new retail dan logistik menyimpan potensi besar untuk dikembangkan oleh perusahaan rintisan atau startup di Indonesia, demikian disampaikan Partner East Ventures Melisa Irene.

"New retail adalah konsep di mana kita berpikir bahwa cara retail akan berubah," ujar Melisa Irene di Jakarta, Kamis.

Melisa menuturkan bidang new retail dan logistik saat ini belum banyak inovasi sehingga startup yang membangun bisnis dalam sektor itu dapat leluasa bergerak tanpa perlu mengkhawatirkan persaingan ketat.

Contoh startup yang bergerak dalam bidang new retail adalah Berrybenka. Perusahaan itu menjual aneka produk fesyen sekaligus menyediakan toko untuk pengembalian dan penukaran barang dengan langsung mendatangi calon konsumen.

"Lihat barang (online), tapi enggak berani beli. Mau coba dulu ukurannya, tokonya datang. Ada toko (offline) bisa untuk return dan refund barang. Dengan penyajian offline itu bisa meningkatkan penjualan online," ujarnya.

Sementara, sektor logistik yang potensial bagi startup adalah bisnis kirim barang dan juga waresix (sewa gudang online).

Baca juga: Aftech: "Equity crowdfunding" alternatif pendanaan startup dan UMKM

"Logistik itu area yang susah untuk di-break, tapi cukup fragmented," tuturnya.

East Ventures merupakan perusahan modal ventura yang memberikan pendanaan tahap awal pada startup teknologi di Indonesia, Asia Tenggara, dan Jepang. Perusahaan itu mendukung 140 startup dengan model business to costumer (B2C) dan business to business (B2B).

Melisa menjelaskan startup yang ingin berkembang dengan menarik modal dari perusahaan ventura perlu ada dua hal yang dimiliki yaitu integritas wirausahawan dan potensial pasar.

"Pasar Indonesia cukup dinamis dan mengagetkan, tapi menjanjikan. Kalau orangnya (entrepreneur) pintar, dia akan pilih pasar yang cukup baik. Maka, produk yang dihasilkan akan bagus," ucapnya.

Sebagai negara keempat terbesar di dunia, lanjut Melisa, East Ventures melihat Indonesia memiliki pasar ekonomi yang besar dan unik.

Rumah bagi 264 juta orang itu memiliki jumlah pengguna Internet terbesar di kawasan Asia Tenggara yang mencapai 171 juta penduduk. Nilai ekonomi Internet Indonesia sebesar $27 miliar atau sekitar Rp390 triliun.

Baca juga: 70 perguruan tinggi ikuti CPPBT Boot Camp 2019